“You can’t undo the past but you can certainly not repeat it.”
– Bruce Willis
Terkadang, apa yang terjadi di masa lalu tak dapat dihapus begitu saja. Arsenal memang menciptakan “new beginning” dengan kemenangan 2-0 atas Monaco di kandang mereka semalam tapi hasil agregat 3-3 tidak dapat meloloskan Arsenal ke babak berikutnya karena aturan away goals UEFA. Lagi-lagi Arsenal gagal lolos walaupun menang di leg kedua dan seri dalam agregat. Ini kedua kalinya kita mendapatkan hasil yang persis sama, seakan mengulang hasil di babak 16 besar UCL melawan Bayern Muenchen 2 tahun lalu.
Kita tidak dapat menghapus masa lalu begitu saja. Sebagian dari masa lalu akan selalu menghantui kita, membayangi kita, dan mempengaruhi kehidupan kita di masa kini. Tapi kita tentu bisa untuk tidak mengulanginya. Pelajaran dari masa lampau digunakan untuk tidak mengulangi lagi kesalahan di masa kini dan masa depan. Mereka yang belajar dari pengalaman sendiri mestinya akan lebih berhasil daripada mereka yang belajar dari pengalaman orang lain, apalagi dari mereka yang menolak untuk belajar. Arsenal mengulang kembali kesalahan dua tahun lalu dengan tidak menutup pertandingan saat skor 1-2. Satu gol lawan di menit-menit terakhir pertandingan terbukti demikian mahal harganya. Semestinya tahun depan kesalahan yang sama tidak akan terulang lagi, kalau para pemain dan Wenger mau belajar dari dua pertandingan UCL ini.
Hal positifnya adalah Arsenal kembali menang dan menjaga momentum bagus untuk kembali bertarung di liga dan FA Cup. Semenjak tahun 2015 dimulai, Arsenal memiliki hasil yang sangat bagus. Dari 16 pertandingan, 13 kali menang dan 3 kali kalah (lawan Southampton, Sp*rs dan Monaco). Untuk pertandingan EPL saja, Arsenal mencetak 8 kemenangan dari 10 pertandingan, 24 poin dari 30 poin maksimal. Hanya Liverpool yang tampil lebih baik di tahun 2015 ini dengan 8 kemenangan dan 2 seri, 26 poin dari 30 poin maksimal. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil pertandingan Arsenal di tahun 2015.
Yang menarik adalah tidak adanya hasil seri sepanjang 2015. Sepuluh pertandingan (sebelas bila menang di semifinal FA Cup) menunggu Arsenal untuk sisa musim ini. Bila kita bisa memenangkan semua 11 pertandingan tersebut maka gelar juara FA Cup dan peringkat kedua sudah pasti di tangan. Peringkat satu bisa saja diraih jika Chelsea melakukan bunuh diri di 10 pertandingan terakhir mereka. Selisih 7 poin cukup jauh, namun bila kita mengalahkan mereka 26 April nanti, selisih tinggal 4 poin. Satu kali draw dan dua kali kekalahan akan membawa mereka sama poinnya dengan Arsenal yang menang beruntun. Kemungkinannya kecil namun selama kita terus meraih kemenangan, Chelsea jelas akan tertekan sebagaimana apa yang sekarang sedang terjadi pada Manchester City.
Dari 9 pertandingan liga yang tersisa, 5 adalah pertandingan kandang dan 4 pertandingan tandang. Penghambat terbesar adalah Chelsea dan Liverpool di kandang serta Manchester United di tandang. Bila Arsenal bisa mengulangi performa mereka saat dua pertandingan tandang di Manchester, sangat mungkin nilai sempurna bisa diraih dari ketiga pertandingan tersebut. Kekecewaan di Liga Champions ini mestinya bisa diarahkan ke Premier League dan FA Cup. Fokus para pemain mesti diarahkan oleh Wenger ke 11 pertandingan tersisa. Kita tidak dapat mengubah masa lalu, namun kita bisa tidak mengulanginya. Kesalahan elementer saat melawan Monaco di leg pertama bisa kita hindari. Kesombongan, menganggap remeh lawan, gung-ho dalam menyerang, lupa bertahan, lengah semenit dalam 90 menit, tak boleh dilakukan lagi. Penampilan profesional dalam 5 pertandingan semenjak kekalahan atas Monaco tersebut mesti diduplikasi untuk 11 pertandingan berikutnya. Musim ini belum selesai. Kita masih bisa menciptakan happy ending.
Olivier Giroud dan Aaron Ramsey
Bila awal musim adalah kisah soal Alexis, maka akhir musim tampaknya yang menjadi pemeran utama adalah duo Giroud dan Ramsey. Lagi-lagi mereka mencetak gol dan mencatatkan penampilan tim yang cemerlang. Keduanya mengulang kisah sukses musim lalu sebelum dilanda cedera. Alexis terlihat lelah belakangan ini dan perlu diistirahatkan. Walcott perlu mendapatkan kesempatan lebih untuk mengasah ketajamannya di depan gawang. Ramsey perlu diberikan tempat, walaupun mesti menggeser Cazorla. Mungkin Cazorla bisa bergantian dengan Ozil dalam memerankan playmaker.
Pilihan cukup banyak di lini depan dan tengah. Wenger harus pintar memainkan rotasi untuk menjaga kesegaran pemainnya. Welbeck, Walcott dan Ramsey sangat segar karena baru pulih dari cedera dan perlu mendapatkan kepercayaan pelatih. Mengistirahatkan pemain bintang seperti Alexis dan Ozil mestinya tidak menjadi hal tabu daripada memforsir mereka dan hasilnya tidak optimal. Dengan istirahat yang cukup, Alexis mestinya punya sedikit waktu untuk merenung dan berpikir bahwa sepakbola bukanlah beban individual semata. Kerjasama apik yang diperlihatkan Giroud dan Ramsey mestinya bisa mengingatkannya bahwa kemenangan itu hasil kerjasama tim yang baik. Ia terkadang terlihat begitu ngotot untuk memasukkan gol sendiri tanpa melihat posisi temannya.
Alexis mungkin masih berjuang dengan pelajaran bahasa Inggrisnya namun ia perlu mempelajari kalimat ini: “Victoria Concordia Crescit”. Bukan kalimat dalam bahasa Inggris, tetapi Alexis mungkin perlu memahami dan meresapinya.
Reblogged this on arsenalskitchen and commented:
Masal lalu (yg menyakitkan) tidak bisa diulang untuk diubah, namun bisa diperbaiki dengan keyakinan diri.
Setuju saya dengan bagian kesalahan elementer yg bisa dihindari. Ini modal kedua terpenting untuk melakoni sisa laga musim ini. Hal penting pertama adalah soal manajemen mental. Kesalahan dapat dieliminasi jika para pemain sadar dengan tanggung jawab penting yg dipikulnya. Kesadaran ini yg membuat Arsenal hancur lebur di leg pertama LC. Saya menyajikannya di sini: https://arsenalskitchen.wordpress.com/2015/03/18/urgensi-dan-teori-kecemasan-sigmund-freud/#more-27
Salam
#COYG
Masalah Arsenal memang masalah mental kolektif. Hal ini kadang terjadi karena lack of leadership di lapangan. Pemain seperti butuh arahan kapan mesti menyerang dan kapan mesti memilih bertahan namun bingung dengan arahan di lapangan. Yang parahnya lagi Mertesacker sebagai kapten yang membuat 2 kesalahan di leg pertama. Cedera Arteta berdampak besar soal kepemimpinan di lapangan.
Sejak angkatan invincible hengkang satu per satu, Arsenal memang belum mendapatkan pemain-pemain dengan leadership yg kuat. Vermaelen dan Arteta pun seperti lupa dengan makna konsistensi. Tidak berbeda dengan Per. Pemain dg leadership yg tinggi juga gak selalu ada di pasaran. Jika pun ada, harganya pasti tinggi.
Per bukan tipe pemimpin di “masa perang”. Bukan seorang capo yg konsisten dan “ditakuti”. Parahnya, beberapa pemain di sekelilingnya tengah dalam masa mekar. Jika pemain2 muda ini tidak mendapatkan bimbingan yg kuat, ke depannya, akhirnya siklus jual dan beli tidak pernah lepas dari image Arsenal.
Soal Leadership, yang punya potensi untuk menjadi kapten Arsenal saat ini rasanya hanya Wilshere. Sayangnya masih terlalu muda, dan konsisten cedera. Ramsey terlalu pendiam. Chamberlain juga punya potensi, 2-3 tahun lagi.
Coquelin juga mampu, bila ia telah konsisten tampil sebagai starting eleven 1-2 musim lagi. Vieira memang tipe kapten ideal, bahkan Bergkamp lebih mengunggulkannya sebagai kapten daripada Mr. Arsenal, Tony Adams itu sendiri.
Untuk sementara ini, berharap Arteta segera sembuh dan bisa tetap menjadi kapten Arsenal untuk satu-dua musim ke depan.
ngomongin kapten nih… mantap
gue mengharapkan kapten arsenal adalah seorang kapten muda yang punya kemampuan leadership, mampu membimbing yang lain dan nggak kalah penting punya determinasi tinggi untuk kemenangan. kapten muda tu penting kalo menurut gue, biar lama di club
maaf kalo gue keliru, tapi arteta udah lewat masa keemasannya. dan kayaknya bakalan dilepas setidaknya satu atau dua musim lagi. dan terpaksa arsenal bakalan ganti kapten lagi
ini nih yang gue nggak demen, gonta ganti kapten. gue pengen arsenal punya kapten yang muda, bertahan lama di club, penampilan konsisten, dan punya determinasi. biar pemain lain, baik yang lama ato pun baru punya panutan yang jelas.
tapi jangan terlalu muda juga ya, ntar nggak dipercaya ama pemain tua. kapten separoh tua aja dah hahaha
Terima kasih bang Benhan telah menyempatkan kembali untuk menulis ulasan-ulasan tentang Arsenal. Belum menemukan tempat “melepas dahaga” yang lengkap selain di sini. Salam.
Bang benhan, boleh saya jadi kontributor blog ini?
Kalau diperbolehkan, tolong kasih kabar di email saya, thanks.
Salam Gooners!!
Sepertinya coq punya nyali untuk jadi pemimpin, sayang beberapa kali cedera.
Btw, saya membahagiakan tulisan ini di bulan me 2016. Dan we need a clinical finisher striker, Sturridge?