Tentang Rumor Transfer dan Piala Dunia (1)

Piala Dunia telah dimulai dan tim mana yang engkau dukung?

Kalau saya mudah: Arsenal. Tim nasional mana saja yang sedang bertanding bila ada pemain Arsenalnya maka itu yang didukung. Untuk saat ini masih mudah karena pemain-pemain Arsenal belum saling bertemu. Ada 11 pemain Arsenal yang mengikuti Piala Dunia ini. Sejauh ini hanya Inggris (Wilshere dan Chamberlain) dan Spanyol (Cazorla) yang gagal mendapatkan poin. Jerman (Ozil, Mertesacker, Podolski) menang, Perancis (Koscielny, Giroud) menang, Costa Rica (Campbell) menang mengejutkan, dan bahkan Swiss (Djourou) juga menang. Belgia (Vermaelen) belum bertanding.

Partai selanjutnya di babak penyisihan grup ketika Perancis bertemu Swiss dan Costa Rica ketemu Inggris baru hadirkan sedikit dilema. Tidak sulit juga sebenarnya. Tentunya lebih dukung Perancis mengingat Djourou statusnya belum jelas musim depan dan pegang Inggris mengingat Wilshere dan Chamberlain sosok penting di skuad tersebut dan di Arsenal walaupun saya akan sangat senang bila Campbell bisa mengejutkan kita untuk kedua kalinya. Harapannya semua tim yang beranggotakan pemain Arsenal dapat lolos ke babak knock out agar kita bisa lebih lama melihat mereka bermain.

Selain pemain Arsenal, yang menarik juga dalam mengikuti Piala Dunia ini adalah menyaksikan penampilan calon-calon pemain Arsenal yang mulai beredar rumor transfernya. Pemain-pemain seperti Griezmann, Benzema, Sanchez, Balotelli, Aurier, Khedira masuk dalam radar fans Arsenal karena kuatnya rumor yang beredar dan semuanya tampil sangat meyakinkan sejauh ini. Untungnya Wenger ada di Brasil menjadi komentator televisi. Tugas sampingan scouting final calon pemain baru Arsenal bisa dilakukannya dari jarak dekat. Fans Arsenal pasti bisa menerima bila satu-dua nama dari yang disebutkan tersebut bergabung dengan klubnya musim depan. Mereka memenuhi kriteria World Class dan posisi yang sedang dibutuhkan Arsenal, antara lain: Striker, Winger, DM dan Right Back. Selain empat posisi itu, kita masih butuh goalkeeper namun kualitas back up cukup untuk musim depan, tak perlu world class.

Scouting Seorang Armchair Fan

Hasil pantauan singkat sementara: Benzema, Griezmann dan Balotelli sangat menggiurkan. Terutama Benzema yang notabene berkontribusi di semua tiga gol Perancis ke kandang Honduras. Bila Wenger berhasil menariknya ke Arsenal, Giroud akan mendapatkan rival berat atau pendamping hebat (bila kita switch ke 4-4-2). Benzema terlihat lebih cepat dari Giroud dan tendangannya lebih akurat. Namun Giroud lebih unggul soal hold up play. Bila mereka mampu berkolaborasi dengan apik (dan rasanya akan bermain bersama di partai berikutnya), duet striker ini bisa saling melengkapi dan menakutkan.

Balotelli sedikit berbeda dari Benzema. Ia punya kualitas di udara yang mungkin sebanding dengan Bendtner (ya terpaksa disebut lagi pemain ini) namun juga punya kualitas tendangan sebaik Podolski dan Benzema. Ia juga punya kecepatan yang lebih daripada Benzema. Ia seperti versi sempurna dari Sanogo. Prospek menduetkannya dengan Giroud dan bermain one two di kotak penalti lawan juga tidak kalah menggiurkannya. Wenger mesti mendapatkan satu dari dua target ini setelah Piala Dunia. Klub pemilik tidak akan menjual kedua pemain ini sebelum Piala Dunia usai, untuk mendapatkan tambahan beberapa juta pounds. Fans Arsenal mesti bersabar soal transfer antara kedua striker ini. Untuk harga, Balotelli akan lebih murah daripada Benzema karena reputasinya yang sulit diatur. Namun secara kualitas, Balotelli punya potensi yang dahsyat yang mungkin bisa melebihi Benzema di puncaknya, bila ia mau diatur dan bisa dikendalikan oleh Wenger.

Griezmann dan Sanchez adalah tipikal winger idaman yang kita butuhkan musim yang lalu. Kita butuh outlet untuk Ozil dan keduanya bisa menjadi outlet tersebut. Keduanya cepat dan punya crossing yang bagus. Tidak heran beredar rumor kembalinya Cazorla ke Spanyol, bila Arsenal memang serius ingin membeli winger baru. Bila tidak, saya tidak melihat kemungkinan Cazorla dilepas karena baru saja tanda tangan kontrak baru. Namun tak bisa dipungkiri, Griezmann atau Sanchez adalah upgrade atas Cazorla yang mulai kesulitan menemukan posisi tetapnya musim lalu di Arsenal.

Serge Aurier, self proclaimed new Arsenal player ini sangat ingin menggantikan Sagna dan dua assist-nya sudah memberikan kesan pertama yang bagus. Namun ia juga terlihat sedikit rentan soal bertahan, kebalikan dari Sagna. Untuk yang satu ini rasanya penilaian mesti disimpan dulu hingga 2 partai berikutnya.

Untuk posisi DM, Khedira memenuhi syarat dan bukan rahasia lagi kalau ia kurang betah di Madrid dan adalah teman akrab Ozil. Selain Khedira, saya juga tertarik dengan penampilan Morgan Schneiderlin yang sayangnya belum tampil untuk Perancis. Ia tampil baik bersama Southampton, tapi bagaimana bila ia bermain dengan rekan-rekan World Class di pentas dunia? Schneiderlin bisa jadi alternatif yang lebih murah bagi Arsenal, lebih muda dan sudah pasti tak perlu lagi beradaptasi dengan kompetisi di Inggris.

The New Born Arsenal Star

Joel Campbell sang pembuat kejutan. Pemain yang dibeli di tahun 2011 namun selama 3 musim bermain di luar Inggris karena permasalahan izin kerja (akhirnya didapatkan tahun lalu) membuktikan kepercayaan Wenger saat membelinya dari Costa Rica. Tampil cemerlang dengan satu gol dan satu assist melawan klub juara ketiga Piala Dunia lalu, Uruguay bukan hal biasa. Ia sudah pasti kembali ke Arsenal musim ini dan masih punya kontrak 2 tahun. Ia akan menjadi bonus bagi Arsenal musim ini, bersaing dengan Yaya Sanogo dan calon striker baru Arsenal. Bila ia bisa tampil cemerlang lagi saat melawan Inggris, tak ragu lagi media di Inggris akan mengangkat bintang baru ini. Ia bisa membuktikan penampilan cemerlangnya melawan tim mediocre di Champions League musim lalu, Manchester United bukan kebetulan.

Selain daftar nama pemain di atas, siapa lagi yang menjadi perhatianmu? Silakan share di kolom komentar.

Mesut Ozil

Sedikit bahasan tentang  Ozil. Sekarang telah terungkap alasan Wenger menolak membeli kembali Cesc Fabregas. Dari mulutnya sendiri, Cesc mengatakan Wenger menolaknya karena posisinya telah diisi Ozil. Artinya Wenger tidak bisa mengakomodasi Cesc di tim Arsenal yang sekarang. Sangat masuk akal sesuai artikel sebelumnya. Tidak mungkin Cesc dibeli hanya untuk menjadi pemain skuad yang dirotasikan atau Ozil mesti digeser menjadi pemain sayap. Arsenal hanya butuh satu playmaker murni dan saat ini Wenger yakin posisi itu milik Ozil. Dalam pertandingan melawan Jerman kemarin, walaupun Ozil tidak menghasilkan gol namun gerakannya berkontribusi besar terhadap 2 gol pertama Jerman. Selain itu setiap Jerman melakukan counter attack, Ozil selalu menjadi pemain pertama di lini depan yang berperan utama. Ozil berlari dengan cepat, mendapatkan bola dan mengirim ke depan dengan operan kilat. Bila Arsenal mendapatkan striker atau winger yang cepat, berpotensi menjadi tim counter attack yang mematikan seperti era Invincibles. Ini adalah kualitas Ozil yang sedikit berbeda dengan Cesc karena ia juga punya kecepatan dan nyaman bergerak menyusuri sisi samping lapangan. Ini dapat menjadi gaya sepakbola Arsenal musim ini.

Keraguan fans Arsenal terhadap Ozil mestinya dapat dihapuskan di Piala Dunia ini. Silakan tanya Mourinho apakah ia mau menukar Ozil dengan Cesc? Saya mulai sedikit curiga Mourinho ingin membeli Cesc agar memancing Wenger untuk mengaktifkan buyback clause sehingga budget kita yang terbatas itu habis untuk Cesc daripada pemain depan. Aksi itu sekaligus untuk membuat gusar Ozil karena hadirnya pemain hebat lain di posisinya di Arsenal dan Chelsea menjadi lebih mudah meminangnya. Sayangnya Wenger cerdik dan dapat membaca gerakan licik Mourinho itu dan tidak terjebak. Hehe tentunya ini hanya spekulasi iseng, tapi paling tidak ini teori yang menyenangkan bukan? Agak membingungkan juga mengapa Mourinho membeli Cesc ketika ia menjual Mata paruh musim lalu yang notabene posisinya hampir sama.

Hapuskan Keraguan

Bila masih ragu dengan niat belanja Arsenal, bacalah komentar Draxler yang baru saja mengakui bahwa Arsenal memang mengajukan penawaran untuk membelinya di bulan Januari lalu namun masih ditolaknya. Itu adalah bukti ambisi Arsenal untuk membeli striker baru. Mungkin saja penawaran Arsenal masih di bawah permintaan Schalke, namun paling tidak budget untuk striker baru itu memang ada sejak Januari. Saya yakin Wenger masih punya budget tersebut dan akan ditambah tambahan dana baru dari sponsor Puma dan Emirates yang dimulai musim ini. Wenger tahu persis kekurangan Arsenal dibanding 3 tim top lainnya adalah striker top dan itu mesti menjadi prioritasnya di jendela transfer ini. Untuk itulah ia menolak membelanjakan 30 juta pounds untuk Cesc dan menyimpannya untuk striker di kisaran nilai tersebut. Permasalahannya hanyalah menemukan kesepakatan dengan klub yang mau menjual striker topnya.

Untuk hal itu terjadi, butuh reaksi berantai dari beberapa peristiwa (seperti kasus Ozil) karena sangat-sangat jarang sebuah klub kaya mau menjual striker kelas dunia. Mari kita bersabar menunggu kejutan sambil menyaksikan penampilan calon-calon pemain Arsenal tersebut di Piala Dunia. Sambil berkhayal tentang mereka berkostum merah-putih di musim baru nanti. Bahan untuk ngayal: Balotelli atau Benzema? 😀

Adios Bac, Cesc…

Selamat jalan Bacary Sagna. Best right back we’ve ever had. Pamitan Bac terkesan berkelas dengan posting tulus yang personal di Instagram (komplet dengan typo), tidak seperti surat terbuka yang direview dan diedit secara legal oleh lawyer ala Van Persie. Bac berkelas, dan memberikan salam terakhir serta ungkapan terima kasihnya kepada fans Arsenal, kepada Wenger, dari hatinya yang terdalam. Perasaan yang emosional darinya dapat kita rasakan ketika membaca pesan tersebut.

Perpisahan dengan Sagna ini sudah diprediksi. Ia menolak memperpanjang kontrak karena Arsenal tak dapat menyamai penawaran dari City. Hal ini dapat dimengerti. Sagna mungkin hanya punya 2-3 tahun tersisa untuk karir sepakbolanya di level elit, dan Arsenal tidak ingin memecahkan plafon gaji pemainnya dengan membayar Sagna dengan gaji mendekati level Ozil lalu tetap harus mencari penggantinya di 1-2 musim berikutnya. City berbeda kelas soal budget pemain. Walau dijatuhi denda oleh UEFA, mereka sanggup membayar Sagna berapapun yang ia mau. Sagna bisa mendapatkan bayaran besar untuk fase terakhir dari karirnya. Ia mesti memikirkan pensiunnya. Kita paham, dan kita merelakan Sagna yang selama ini tak pernah kurang dari 100% membela Arsenal.

Mengganti Sagna bukan pekerjaan mudah. Jenkinson rasanya belum sanggup menggantikan peran Sagna yang solid di belakang dan selalu menjadi outlet saat menyerang. Beberapa musim terakhir ini Sagna mengubah pola serangan Arsenal yang umumnya lebih berat ke kiri menjadi berat ke kanan. Jenkinson tidak memiliki positional awareness, dan kemampuan bertahan selevel Sagna walaupun crossing-nya mungkin lebih baik. Tidak heran rumor seputar calon RB baru Arsenal lebih kencang daripada posisi lainnya. Siapapun yang didapatkan Wenger nanti, ia punya pekerjaan rumah berat untuk menggantikan legenda Arsenal, Bacary Sagna.

The King is Dead, Long Live the King! 

Selain Sagna, hari ini juga saatnya fans Arsenal mengucapkan Adios untuk Cesc Fabregas. Walaupun ia bukan pemain Arsenal sebelum bergabung dengan the dark side of London, Cesc selalu dianggap sebagai seorang Gooner dan Arsenal adalah rumah keduanya setelah Barca. Yang membantu memunculkan persepsi ini adalah diselipkannya klausul buyback (lebih tepatnya first refusal option, bisa buyback kalau Barca berkenan) di kontrak Cesc Fabregas saat ia pindah ke Barca. Mungkin Wenger sudah memprediksi Cesc tak akan lama di Barca dan akan kembali lagi ke London suatu hari nanti. Sayangnya kepulangannya saat ini tidak di saat yang tepat. Arsenal menolak menggunakan klausul itu dan membiarkan Chelsea membelinya. Fans Arsenal mungkin perlu bersimpati kepada Cesc, ia ditolak dua klub yang mungkin benar-benar dicintainya saat ini, Barca dan Arsenal. Pilihannya kepada Chelsea mungkin mirip dengan pilihan saya kepada capres Pemilu nanti, milih lesser evil, bukan memilih the worshiped, loved one karena pilihan tersebut tidak tersedia.

Fans Arsenal mungkin perlu bersimpati kepada Cesc, ia ditolak dua klub yang mungkin benar-benar dicintainya saat ini, Barca dan Arsenal

Sekarang mari kita mengenang masanya Cesc di Arsenal agar perpisahan ini paripurna. Setelah kepergian Thierry Henry, Fabregas mestinya menjadi Raja Baru Arsenal. Putera Mahkota, Pangeran Arsenal yang menjadi pusat permainan Arsenal ini hanya berhasil “nyaris” memberikan Arsenal trofi di musim 2007/2008 (memimpin di perburuan gelar juara liga) dan 2010/2011 . Walau minim gelar, semua fans Arsenal tahu betapa vitalnya Cesc dalam sepakbola Arsenal pasca Invincibles, pasca bubarnya The Three Musketeers (Henry, Vieira, Pires) dan pasca “pensiunnya” God Bergkamp. Wenger bahkan mengubah formasi 4-2-2 Arsenal ke 4-3-3, menjual Vieira ke Juventus, demi mengakomodasi Fabregas sebagai pusat sepakbola Arsenal. Wenger membelinya di usia 16 tahun, memainkannya di usia 17 tahun, dan terpaksa merelakannya kembali ke “kampung”-nya di usia 24 tahun, usia menuju puncaknya seorang pemain tengah. Sesungguhnya Wenger tidak rela sepenuhnya melepas Cesc, terbukti dengan masih sempatnya ia menyelipkan klausal “first refusal” ke kontrak transfer Cesc ke Barca. Klausal yang memungkinkan Arsenal membeli kembali Cesc dengan harga lebih murah dari harga jual aslinya bila Barca berniat menjualnya dan menerima tawaran dari klub lain.

Klausul ini pula yang sekarang menjadi sorotan utama di jendela transfer ini karena tersebar kabar Barca ingin menjualnya dan merenovasi susunan pemain di bawah manager baru mereka. Cesc menjadi bagian dari daftar surplus tersebut. Ironis mengingat Barca demikian susah payah mengambilnya dari Arsenal 3 tahun lalu. Cesc yang diprediksi menjadi pengganti Xavi malah duluan ditendang dari Barcelona daripada Song. Cesc yang dikatakan memiliki DNA Barca tidak pernah menjadi pusat di Barcelona. Ia mungkin bergabung di saat yang kurang tepat. Tiga pelatih berbeda di tiga musimnya bersama Barca dan tidak satupun benar-benar memahami posisi terbaiknya. Hanya Wenger yang mengerti betul bagaimana mengoptimalkan kemampuannya. Cesc bukan false nine, bukan pula second striker. Ia mestinya menjadi conductor di lapangan tengah. Di Arsenal ia memainkan peran ini dengan sangat baik, walaupun hanya ditemani pemain sekelas Denilson dan Diaby, atau Song. Bayangkan bila ia ditemani pemain sekelas Arteta saat itu. Cesc tidak pernah memiliki kesempatan bermain dengan pemain berpengalaman seperti Arteta di masa puncaknya. Ia mesti sendirian mengemban beban playmaker sekaligus beban sebagai kapten Arsenal. Ia pergi di saat Mertesacker, Arteta, pemain-pemain dengan jiwa leadership bergabung. Soal karir di sepakbola, Cesc mungkin termasuk pemain yang sial, tidak memiliki timing yang tepat, baik di Arsenal maupun di Barca.

Tiga pelatih berbeda di tiga musimnya bersama Barca dan tidak satupun yang benar-benar memahami posisi terbaiknya

Dan sekarang ia terpaksa bergabung dengan Chelsea, karena pacar dan bayinya tinggal di London.

Cesc tidak pernah benar-benar menjadi Raja di Arsenal. Henry, Bergkamp, Vieira, Adams adalah Raja di masa jayanya mereka. Semua menghantarkan trofi di puncak karir mereka. Semua menjadi pusat permainan Arsenal di karir mereka. Cesc menjadi pusat, namun tanpa trofi. Tim Arsenal yang saat ini sudah lebih beruntung daripadanya. Ramsey yang menjadi pusat permainan Arsenal musim ini, walaupun tidak sevital Cesc, berhasil mengantarkan trofi FA Cup. Tentunya Ramsey lebih beruntung. Ia memiliki Ozil, Cazorla, Arteta, Mertesacker, Koscielny bahkan Giroud di sekitarnya. Pemain-pemain matang yang di era Cesc sangat langka. Ramsey belum menjadi Raja, paling tidak belum untuk musim ini. Perebutan gelar Raja Arsenal baru untuk musim depan mungkin akan terjadi antara ia dan Ozil, atau dengan pemain baru Arsenal nantinya.

Kayanya pemain tengah ofensif di Arsenal saat ini menjadi satu-satunya alasan Arsenal menolak Cesc. Kita baru saja membeli Ozil dengan rekor transfer 42 juta pounds musim lalu. Ramsey, Wilshere dan Chamberlain sedang memperebutkan satu posisi di CM dan posisi DM sendiri akan diperebutkan Arteta, Flamini dan bakal pemain baru. Tentunya Cesc tidak kalah bagus dengan semua pemain tersebut. Namun saat ini dana sebesar 30 juta pounds lebih baik digunakan Arsenal untuk membeli pemain di posisi yang dibutuhkan: Striker, DM, RB daripada membeli tambahan pemain yang tidak akan mengubah banyak kualitas tim, karena posisi lini tengah yang sudah cukup berkualitas. Misalkan dana 30 juta pounds itu digunakan untuk membeli pemain sekelas Javi Martinez misalnya, kualitas tim akan jauh berubah. Atau untuk striker sekelas Benzema, Balotelli, Arsenal akan menjadi tim yang jauh lebih menakutkan. Membeli Cesc seperti menukar mobil Panther dengan Kijang, sedangkan membeli seorang striker atau DM baru seperti mengganti mobil Panther tersebut dengan mobil SUV 3000 cc yang baru.

Namun saat ini dana sebesar 30 juta pounds lebih baik digunakan Arsenal untuk membeli pemain di posisi yang dibutuhkan: Striker, DM, RB daripada membeli tambahan pemain yang tidak akan mengubah banyak kualitas tim, karena posisi lini tengah yang sudah cukup berkualitas.

Dengan bergabungnya Cesc ke Chelsea, fans Arsenal bisa menutup satu babak tentang pemain favorit mereka yang satu ini. Hilang sudah klausul buyback tersebut, hilang sudah pintu kembali untuk Cesc, paling tidak sebagai seorang pemain bola (ia sangat mungkin menjadi manager yang baik). Saya pribadi memiliki ikatan emosional yang cukup dalam terhadap Cesc. Meneteskan air mata ketika ia memilih kembali ke Barca dan memprediksi masa sulit Arsenal setelah ditinggalkannya. Cesc bagi saya adalah pemain sekelas Bergkamp, Henry, Vieira dan Pires. Di usia yang sangat muda, ia sudah jauh meninggalkan rekan-rekan angkatannya. Golnya di Milan dan pelukannya kepada Wenger saat itu tak mungkin terlupakan. Saat ia memimpin comeback melawan Barca di Emirates. Saat ia grogi dan akhirnya melakukan kesalahan di Nou Camp dan kita harus kalah. Saat ia mengumpan tanpa melihat, dengan ujung kaki, samping kaki, atau bahkan dengan tumit kaki, matanya seakan ada di semua bagian kakinya. Cesc the football quarterback, the master of time and space. Tidak ada conductor Arsenal yang se-influential dirinya, baik di masa lampau maupun di masa kini.

Cesc mungkin termasuk pemain yang sial, tidak memiliki timing yang tepat, baik di Arsenal maupun di Barca

Mungkin kembali ke Barca adalah kesalahan terbesar yang pernah ia lakukan di dalam hidupnya. Kita selalu mengerti dan memaafkannya, menyimpan harapan untuk ia kembali suatu hari nanti, sebagai pemain Arsenal. Namun pertimbangan logis mengenai masa depan Arsenal dan komposisi skuad Arsenal saat ini mengharuskan kita mengabaikan perasaan emosional ini. Bergabungnya ia dengan Mourinho, specialist in failure, akan memudahkan kita memutuskan ikatan emosional ini. Cesc bukan lagi calon legenda Arsenal. Ia hanyalah seorang pemain yang pernah bermain di Arsenal dan ia sekarang bermain untuk tim musuh. Ia telah mati di memory saya, sebagai pemain Arsenal.

The King is Dead… Adios Cesc Fabregas!