Rebuilding Arsenal

Skuad Arsenal 2021/2022

Saya menulis series Transfer Window 2021/2022 dalam tiga artikel panjang yang mencoba memahami strategi transfer Arsenal musim ini. Artikel pertama saya tulis tanggal 25 Juli ketika Arsenal baru menyelesaikan transfer Tavares dan Lokonga, dan artikel terakhir dirilis tanggal 1 Agustus 2021, sehari setelah Arsenal mengumumkan Ben White. Silakan membaca kembali artikel-artikel tersebut untuk refreshing, jika berkenan.

Link Part 1 tentang aturan Home Grown dan kilas balik musim Arsenal 2019/2020

Link Part 2 tentang kilas balik musim Arsenal 2020/2021 dan kandidat marquee signing Arsenal

Link Part 3 tentang menghitung budget belanja Arsenal dan skenario prediksi akhir transfer window ini.

Mari kita lihat kembali skenario prediksi saya. Ada 2 versi, yang optimis dan realistis.

Skenario 1 – Optimis

Tabel 1 – Prediksi versi Optimis

Skenario 2 – Realistis

Tabel 2 – Prediksi versi Realistis

Dan yang akhirnya terjadi di akhir Transfer Window summer 2021 ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3 – Skuad Arsenal setelah Deadline Day TW Summer 2021

Prediksi yang tidak jauh meleset

Jika kita bandingkan, yang terjadi di akhir TW ini adalah sesuatu di antara skenario optimis dan realistis.

  • Jumlah pemain yang masuk sama dengan skenario realistis, yaitu 6 pemain baru. Bahkan posisi pemain barunya pun sesuai dengan prediksi.
  • Net spending Arsenal hampir sama dengan skenario optimis, yaitu sekitar 90 juta pounds, kalkulasi saya mengenai budget belanja pemain Arsenal ternyata tidak malu-maluin.
  • Penjualan yang terjadi di bawah perkiraan saya. Arsenal tidak mampu menjual beberapa pemain yang terpaksa hanya berakhir dengan loan tanpa obligation to buy (Nelson dan Bellerin) dan 2 pemain yang mestinya dijual gagal sepakat dengan klub pembeli akhirnya akan berstatus free transfer di akhir musim ini (Nketiah dan Kolasinac).
  • Jumlah pemain tim utama Arsenal sekarang menjadi 27, prediksi saya 26. Arsenal gagal melepas Kolasinac free transfer di akhir TW ini. 15 pemain non-HG (max 17) artinya Arsenal belajar dari musim lalu, kali ini semua pemain dapat didaftarkan untuk PL.
  • Willian di luar dugaan saya, akhirnya memilih memutuskan kontraknya dengan terhormat, tanpa kompensasi pesangon karena ia masih punya harga diri dan ingin bermain bola. Respect kepadanya yang lebih mementingkan pride daripada uang. Hal ini tentunya menguntungkan Arsenal yang dapat melakukan penghematan biaya gaji pemain sekitar 20 juta pounds untuk 2 musim!

Strategi Transfer Arsenal

Strategi ini sudah pernah saya tulis di Part 3 series Transfer Window Arsenal dengan kutipan sebagai berikut:

Saya pertebal pernyataan Edu dan Arteta bahwa usia Ben White sesuai dengan profil pemain tim yang sedang Arsenal bangun. Saat Arsenal terancam dan kemudian beneran tersepak dari Champions League, Arsenal memilih jalur pintas, shortcut untuk segera kembali ke Champions League lagi dengan membeli pemain yang lebih senior dan berpengalaman. Ini yang biasa disebut stopgap solution (solusi yang bersifat sementara). Pemain senior (di atas 26 tahun) yang dibeli antara lain mulai dari Aubameyang dan Mkhitaryan (di paruh musim terakhir Wenger), kemudian Leno, Sokratis, Lichtsteiner, David Luiz, Cedric Soares, Willian, dan Thomas Partey. Langkah ini terbukti tidak berhasil membawa kembali Arsenal ke level Champions League. Arsenal sudah tidak bermain di Champions League selama 4 musim. Alih-alih mengangkat moral tim dan mengubah mentalitas tim menjadi tim juara, sebagian besar pemain senior ini justru mengecewakan penampilannya dan bahkan Arsenal di musim lalu harus diselamatkan oleh pemain-pemain muda jebolan Hale End, seperti Bukayo Saka dan Emile Smith Rowe. Belajar dari pengalaman tersebut, Arsenal lalu mengubah strategi transfer untuk musim ini.

Transfer Window 2021/2022 – Saatnya Optimis? Part 3

Edu pun akhirnya memberikan wawancara kepada Skysports dan di Arsenal.com yang kurang lebih mengkonfirmasi soal strategi rebuilding tim dengan pemain muda di bawah 23 tahun dengan target panen jangka menengah (2-3 tahun) dan panjang (5 tahun ke atas). Edu menjelaskan saat ini Arsenal tertinggal jauh dari tim elit lainnya yang hanya cukup membeli 1-2 pemain di transfer window kali ini karena kualitas timnya sudah sangat baik (Chelsea, City, Liverpool) sementara Arsenal masih perlu memperbaiki kualitas tim di banyak posisi. Arteta mengatakan hal yang sama seminggu kemudian.

On top of that, we needed to recruit in a lot of positions. In order to do that, we had to spread the money and how it was spent wisely. Then we had to be very specific with the qualities, the targets we want that can reach the potential that is required at that level with the competition we have with other teams, to reach that [aim]. 

The whole strategy was around that, making those decisions as quickly as possible that could give us big margins of improvement in a short period of time.

Mikel Arteta – The thinking behind our transfer strategy

Karena KSE bukan bank yang cetak uang, 145 juta pounds miliknya dibelanjakan oleh Arsenal untuk 6 pemain muda yang akan meningkatkan kualitas tim, walau mungkin mereka butuh waktu lebih lama untuk memberikan dampak langsung. Bandingkan dengan City dan Chelsea yang belanjakan uang 100 juta pounds untuk seorang pemain elit. Edu berkata tujuan transfer kali ini adalah membangun pondasi. Di masa mendatang Arsenal mungkin hanya akan melakukan pembelian 1-2 pemain elit untuk melengkapi kualitas tim yang sudah cukup bagus. Tapi saat ini kita masih belum sampai ke sana. Seperti kata Arteta, kita perlu merekrut pemain di banyak posisi dari GK, RB, LB, CB, CM, AM, ST. Dari ketujuh posisi ini, enam terpenuhi dari transfer window ini dan yang lebih penting, keenam pemain ini memiliki kualitas (atau potensi) yang lebih tinggi daripada pemain yang akan digeser/ digantikan mereka di tim Arsenal.

  • Ramsdale -> Runarsson
  • Ben White -> Holding / Chambers
  • Tomiyasu -> Bellerin
  • Tavares -> Kolasinac
  • Lokonga -> Elneny
  • Odegaard -> meneruskan perannya sendiri di musim lalu

Keenam pemain muda ini tidak butuh waktu lama untuk integrasi ke timnya Arteta. Lima dari enam pemain ini langsung start melawan Norwich (Ramsdale, Ben White, Tomiyasu, Lokonga, Odegaard). Kemudian minus Lokonga, keempat pemain yang sama start lagi melawan Burnley. Hanya Nuno Tavares yang duduk di bangku cadangan sebagai pelapis Tierney. Kedua pertandingan berakhir dengan kemenangan 1-0 dan juga clean sheet. Untuk sementara ini, strategi rebuilding dengan target mid term dan long term ini juga memberikan dampak segera. Dari debut semua pemain baru ini, yang cukup mengejutkan adalah Ramsdale dan Tomiyasu. Kebanyakan fans Arsenal tidak mengira dampak positif instan dari penampilan mereka. Apalagi mengingat keduanya berasal dari klub yang lebih inferior daripada Arsenal (halo, spesialis degradasi…). Ini sebuah pelajaran buat kita bahwa pemain bagus ada di mana-mana, yang mungkin tidak terlalu terdengar di media dikarenakan keterbatasan dari pencapaian klub asalnya. Scouting Arsenal baik yang langsung di lapangan dan yang dari tim analisis statistik dan video patut diacungkan jempol karena keberhasilan mereka menemukan bakat-bakat terpendam ini.

Tomiyasu The Shield – source: @kazu_designs

Attiude and Character

Selain profil usia dan bakat pemain yang menjadi dasar pembelian pemain baru, hal lain yang dinilai dari tim perekrutan Arsenal adalah attitude dan character pemain. Di awal bergabungnya Arteta, saya menulis artikel The Arteta Way. Bagi Arteta, ada 4 hal penting yang ia inginkan sebagai pondasi dasar timnya: komitmen, akuntabilitas, agresi dan gairah untuk memainkan sepakbola dan mewakili klub ini.

The priority, as I said before, is what we are going to transmit on the team, is a reflection of the demands we are going to put on them every day in training. That’s commitment, accountability, aggression and passion to play this sport and to represent this football club.

This is the basic I am going to demand from them, and from there we can start to build things and improve all the things, obviously, that have to be done as quickly as possible, but if we don’t have this in the right manner, I think it will be difficult.

Mikel Arteta when he joined Arsenal as head coach, December 2019

Selama 1,5 tahun ini, Arteta melakukan perubahan tim dengan mengeluarkan pemain-pemain yang tidak memenuhi 4 kriteria di atas. Pemain yang tidak memiliki komitmen yang sama, tidak memberikan 100% di sesi latihan, dan tidak memiliki gairah untuk mewakili klub ini, silakan out!. Pemain yang melanggar nilai-nilai yang tidak dapat ditawar (non-negotiables) yang sudah ditentukan untuk tim juga out!. Revolusi mental memakan korban mereka yang tidak bisa ataupun yang menolak berpartisipasi. Mari kita lihat siapa saja para pemain tim utama warisan Wenger dan Emery yang sudah “dibuang” oleh Arteta:

  • Mkhitaryan
  • Emi Martinez (dijual untuk profit)
  • Sokratis
  • Mustafi
  • Ozil
  • Mavropanos
  • Guendouzi
  • Willock (dijual untuk profit)
  • Torreira

Bersih-bersih skuad ini tentunya juga bukan tanpa harga yang harus dibayar. Selain Emi Martinez dan Joe Willock, pemain lainnya dilepas murah dengan loan dan option to buy atau diputus kontrak. Arsenal jelas rugi dari segi potensi penjualan. Selain itu selama separuh musim 2020/2021 penampilan Arsenal sangat buruk yang notabene juga dipengaruhi faktor ketidakharmonisan di dalam skuad. Setelah bersih-bersih itu terjadi di bulan Januari 2021, praktis penampilan Arsenal jauh membaik (silakan baca Part 2 untuk lebih jelasnya)

Kemudian dari tim utama Arsenal saat ini, tersisa 10 pemain yang bukan hasil pembelian di masa Arteta, ataupun tidak/belum diberikan kontrak baru di masa Arteta, antara lain:

  • Kolasinac (sisa setahun)
  • Chambers (sisa setahun)
  • Elneny (sisa setahun)
  • Nketiah (sisa setahun)
  • Lacazette (sisa setahun)
  • Leno (sisa 2 tahun)
  • Pepe (sisa 3 tahun)
  • Maitland-Niles (sisa 2 tahun)
  • Bellerin (sisa 2 tahun)
  • Saliba (sisa 3 tahun)

Dari daftar di atas, kita kurang lebih bisa menebak jika di musim ini Arteta tidak memperpanjang kontrak pemain-pemain di atas, mereka adalah target berikutnya yang akan dijual/dilepas oleh Arsenal di TW mendatang. Hanya dalam waktu 2,5 tahun (di akhir musim ini) Arteta akan berhasil melakukan bersih-bersih skuad dan kemudian memiliki tim yang berisi pemain-pemain pilihannya sendiri, hasil seleksi alam 4 kriteria tersebut. Luar biasa dukungan board dan manajemen Arsenal untuk revolusi yang dipimpin Arteta ini. Praktis ia mengganti total tim warisan Wenger dan Emery dalam waktu yang relatif singkat.

Target Musim Ini

Satu hal menarik yang bisa kita perhatikan di wawancara Edu maupun Arteta adalah absennya penyebutan target Arsenal di musim ini. Masih kita ingat pernyataan kontroversial Willian yang menyebutkan bahwa Arteta membelinya untuk membawa Arsenal ke Champions League di musim pertama, dan keluar sebagai juara Champions League di musim ketiganya. Wow! Sayangnya pernyataan tersebut jauh dari kenyataan… Arteta dan Arsenal akhirnya menerima kenyataan bahwa kualitas timnya tidak bisa ditutup dengan satu dua pemain senior, dan sekarang Arsenal memilih jalur yang lebih terencana baik, dengan membangun pondasinya terlebih dahulu. Seperti yang sudah saya tulis di artikel sebelumnya:

Arsenal sepertinya sudah siap menempuh jalan yang lebih panjang agar peningkatan kualitas tim ini memiliki pondasi yang lebih kuat, beralih dari pembangunan tim instan dengan pondasi rapuh yang hasilnya terbukti mengecewakan. Arsenal memutuskan untuk membangun ulang tim. Pengalaman mengajarkan lebih sulit untuk “membentuk” pemain-pemain senior yang sudah “jadi” di klubnya masing-masing, apalagi untuk menyesuaikan diri mereka dengan style sepakbola yang berbeda yang diinginkan Arteta, seperti Positional Play yang menghasilkan sustainable pressure and possession

Transfer Window 2021/2022 – Saatnya Optimis? Part 3

Edu setelah berkonsultasi dengan manajemen Arsenal (Tim Lewis, Vinai) menginformasikan ke Arteta sekitar awal tahun ini rencana pembelian pemain dibawah 23 tahun sebagai bagian dari planning rebuilding Arsenal. Tentunya Arteta terkejut, karena ia tahu rencana ini butuh waktu lebih lama untuk berhasil sementara fans akan menuntut hasil jangka pendek pada dirinya. Namun manajemen meyakinkannya kalau ia akan diberi waktu untuk menggarap project ini. Mengembangkan tim muda ini menjadi tim yang bisa memainkan Positional Play tanpa target kembali ke Champions League segera. Dengan rencana baru ini baik Arteta dan Edu tidak lagi menyebut top four sebagai target finish musim ini. Mereka berusaha menurunkan ekspektasi fans. Di podcast yang menghadirkan Per Mertesacker sebagai pembicara (wajib ditonton), Per juga mengaku targetnya adalah dalam 2-3 tahun Arsenal bisa kembali ke Champions League dan bersaing serius untuk title Premier League.

Musim ini adalah soal meletakkan pondasi. Bagaimana tim ini bisa bermain dengan komitmen, akuntabilitas, agresi dan gairah mencerminkan tim Arsenal yang sesuai dengan reputasinya, by far the greatest team the world has ever seen. Memainkan sepakbola menyerang dengan pressing dan possession yang berkepanjangan. Tentunya Arsenal berharap bisa lolos minimal top six di akhir musim agar bisa kembali bermain di kompetisi Eropa namun saya yakin dalam hati Arteta dan pemain-pemain Arsenal, top four selalu menjadi incaran mereka (no pressure, team). Di akhir Desember nanti, kita bisa lihat sejauh apa posisi Arsenal dari top four, dibanding secara relatif dengan penampilan klub-klub lainnya.

Trust The Team

Terlepas dari keyakinan Anda terhadap kemampuan Arteta memimpin tim muda ini, Per Mertesacker mengatakan Trust itu sangat dibutuhkan dalam project rebuilding ini. Supporter mesti lebih sabar karena rencana ini memang akan butuh waktu, namun kita akan melihat indikasi adanya perbaikan sedikit demi sedikit seiring dengan waktu. Paling tidak gairah pemain-pemain muda berkarakter ini seperti Ramsdale dan Tomiyasu dalam membela tim ini akan sangat membanggakan. Tim ini akan mengalami masa-masa sulit juga seyogyanya tim yang berisi mayoritas pemain muda, dan di masa-masa sulit seperti itulah dukungan supporter sangat diperlukan. Trust the club and trust the team.

You always want the shortcut, you know, ‘bang’ straight back into the Champions League, straight back into being successful,

I think even myself, realising and working now with the academy, going more long term and developmental, I think we see kind of similar-ish traits in the first team, and I hope that Mikel gets the time that he needs.

I want to be successful tomorrow, I want to go back in the Champions League tomorrow, I want to speak to people and say, ‘listen, we have got the best club in the world who challenges for titles every single year’. That’s not the reality. I think the earlier we get on the train of ‘we are in a big, big transition still’ [the better].

To have sustainable success there needs to be some trust. I’m all for trusting people. Mikel Arteta, and I perceive him to be the right person, lets give him the trust and the development squad that he can take to the next level that will achieve Champions League football, maybe in two to three years.

From a club person, that’s my take basically at the moment, because I’ve worked with Mikel very very closely.

I know how much he wants it, I know his work ethic, I know how intense the squad works at the moment to get to a better level. I think we all have to swallow disappointment at the moment, which I’m keen to change, but the environments that we are going to deliver in the next years will be key for our success.

The stakes are very very high, and I understand that there is a lot of criticism, but some people need to swallow that and try and grow with it, and Mikel is someone that does that.

Per Mertesacker on The Beautiful Game Podcast

Kalaupun misalnya Mikel Arteta tidak berhasil membawa tim ini ke level yang diharapkan, pelatih berikutnya akan mewarisi tim dengan profil pemain yang lebih baik daripada Arteta. Lebih muda, berkarakter positif, berbakat, dan mampu memainkan sepakbola modern ala Positional Play. Arsenal tinggal mencari pelatih modern yang bisa menerapkannya lebih baik (tentunya tidak mudah mencarinya). Inilah hasil planning rebuilding Arsenal yang matang, bukan hasil tambal sulam dengan membeli pemain-pemain tua sebagai stopgap solution. Pada akhirnya klub tetap akan memetik hasilnya, siapapun manager-nya.

Untuk saat ini, mari kita menikmati mendukung Arsenal tanpa beban.

Menikmati aksi Ramsdale, Tomiyasu, Gabriel yang berjibaku dalam duel bola-bola atas…

Menikmati umpan terobosan jarak jauh dari Ben White, Partey dan Odegaard…

Menikmati crossing akurat dari Tierney yang sayangnya hanya satu dari lima yang berhasil dimanfaatkan striker-striker kita…

Menikmati one touch football The Smith dan Saka sambil diiringi chant baru Smith and Saka yang fantastis itu…

Menikmati twist and shout Sambi di lini tengah sambil melupakan sideway dan back pass Elneny…

Menikmati gocekan Pepe yang ketika berhasil biasanya dilanjutkan dengan assist ataupun gol-gol fantastis… Ketika tidak, suara ahhh akan terdengar bersamaan di stadion…

Menikmati momen pertama kalinya Balogun membobol gawang lawan sebagai striker utama… dan berakhir sebagai striker utama tim ini di akhir musim.

Menikmati larinya Martinelli yang meninggalkan Cristiano Ronaldo, idolanya, yang terjatuh ala Kante di lapangan hijau…

Sambil di dalam hati kita meyakini bahwa tim ini akan menjadi lebih baik lagi. Tim ini akan sampai ke sana… Pantai seberang yang sudah lama kita tinggalkan semenjak lengsernya The Professor. Mudah-mudahan kali ini anak-anak didiknya (Edu, Mikel dan Per) yang akan berhasil menggantikan perannya sebagai nahkoda kapal tercinta ini.

Rebuilding Arsenal Part 2

Rebuilding Arsenal Part 3