One down, five to go.
Dalam tulisan saya sebelumnya, November Rain Arsenal, prediksi saya kita akan mendapatkan 4 kemenangan dan 2 seri dari 6 pertandingan vital di bulan November ini. Hebatnya Arsenal melampaui prediksi saya dengan mengalahkan Liverpool 2-0 akhir pekan lalu. Mampukah kita mengulanginya lagi malam ini?
Kunci kemenangan Arsenal atas Liverpool sebagian besar sudah diulas di artikel preview sebelum pertandingan, dan Arsenal melakukannya dengan sangat baik. Arsenal tidak mengubah formasinya untuk menyesuaikan dengan formasi 3-5-2 Liverpool. Itu bukan gaya Wenger. Wenger akan memaksakan dominasi timnya atas tim lawan dan melakukan sedikit penyesuaian pada penampilan personel di lapangan. Yang dlakukan Arsenal dengan sangat baik adalah eksploitasi wing back Liverpool dan melakukan pressing di lapangan lawan sehingga berkali-kali memaksakan turnover di area Liverpool.
Arsenal berhasil memotong supply bola ke duet SAS (peran besar MotM saya malam itu: Arteta), dan sesuai prediksi saya Liverpool tidak akan dapat mencetak gol bila SAS tidak mendapatkan bola. Ketergantungan Liverpool yang demikian tinggi pada SAS menjadikan mereka two men team. Bahkan yang menariknya duet SAS ini berubah menjadi ASS di penghujung pertandingan. Konflik Antara Suarez dan Sturridge hampir terjadi ketika salah satu anggota “duet” ini komplain kepada rekannya karena tidak diberikan operan. Catatan statistik menyatakan hanya 4 operan yang terjadi antara dua anggota duet ini sepanjang pertandingan. Empat. Lebih mirip dua solo yang kebetulan tampil bareng daripada duet maut.
Ketergantungan Liverpool yang demikian tinggi pada SAS menjadikan mereka two men team
Pergerakan pemain tengah Arsenal dan operan one-two mereka terlalu sulit diikuti Liverpool. Dan kelemahan bermain dengan 3 CB ini adalah mereka akan kekurangan satu pemain untuk melakukan marking pemain Arsenal di luar kotak penalti. Tiga CB Liverpool cenderung melakukan zonal marking di dalam kotak penaltinya dan Giroud selalu memenuhi perhatian mereka. Mereka gagal mengawasi pergerakan Cazorla, Ozil, Ramsey, Rosicky yang bermain mengisi kekosongan antara dua lini Livepool belum lagi overlapping Gibbs dan Sagna di sayap. Sedangkan wingback Liverpool, Cisokkho dan Flanagan sering terlambat turun untuk tracking pemain Arsenal. Crossing Sagna ke area di belakang Giroud yang tidak diisi pemain Liverpool (3 CB semuanya di depan Giroud) berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Cazorla. Sementara untuk gol kedua, perhatian Gerrard dan Lucas Leiva tersita oleh Ozil sehingga Ramsey punya waktu banyak saat menyambut operan Ozil untuk menghitung satu, dua, tiga… lalu menendang bola secara bersih dan terukur. Dari segi jumlah, pemain Liverpool akan selalu kalah di lini tengah dengan formasi ini dan 3 CB di belakang serasa sia-sia dalam menghadapi pola serangan Arsenal yang lebih banyak mengacak-acak ruang antara lini pertahanan dan tengah Liverpool.
Ramsey punya waktu banyak saat menyambut operan Ozil untuk menghitung satu, dua, tiga… lalu menendang bola secara bersih dan terukur
Liverpool sempat mengubah formasi menjadi 4-4-2 di babak kedua namun hal itu tidak berpengaruh banyak karena Arsenal kembali mencetak gol. Masuknya Coutinho memang memberikan beberapa peluang kepada Liverpool namun catatan saya hanya dua peluang bersih yang mungkin menghasilkan gol di babak kedua, yaitu tembakan Suarez yang dikomplain Sturridge dan bola dari first touch Sturridge yang disamber Suarez di luar dugaan rekannya (lihat polanya? “Duet” mitos?) dan tendangannya mengenai tiang gawang luar. Foul Sagna terhadap Suarez yang diambil cepat oleh Suarez meskipun tahu wasit telah meniup peluit dan akan mengkartu-kuningkan Sagna, sama sekali bukan peluang gol. Pemain Arsenal berhenti mengejar bola setelah mendengarkan bunyi peluit tersebut. Hanya imajinasi dalam level tinggi yang berpikir itu adalah peluang gol.
Dua peluang bersih Liverpool dibandingkan dua peluang Giroud, dua tembakan Ozil ke kiper, satu tembakan Ramsey ke kiper, dan satu tembakan Rosicky yang ditepis kiper, plus dua gol Arsenal. Jelas dari segi peluang bersih, Arsenal lebih unggul. Dan keunggulan itu tercermin dalam jumlah gol yang tercipta malam itu. Arsenal 2, Liverpool 0.
Bukan Liverpool yang lemah, namun Arsenal musim ini memang bukan lagi sekedar pesaing untuk empat besar
Namun jangan salah artikan bahwa artikel ini menganggap remeh Liverpool. Jelas tidak. Liverpool adalah tim yang bagus. Mungkin untuk musim ini dari lawan-lawan yang sudah dihadapi Arsenal, hanya Dortmund yang lebih baik daripadanya. Liverpool jelas dapat dianggap salah satu kandidat empat besar EPL. Sebuah peningkatan mengingat telah cukup lama Liverpool tidak lagi bersaing di kompetisi Liga Champions (tepatnya 4 musim). Bukan Liverpool yang lemah, namun Arsenal musim ini memang bukan lagi sekedar pesaing untuk empat besar.
Apabila Arsenal saat ini memimpin dengan cukup nyaman di EPL, tidak demikian halnya dengan di grup neraka Champions League. Bila Arsenal gagal mendapatkan satu poin pun dari pertandingan malam ini melawan Dortmund, maka Arsenal mungkin hanya akan finish di posisi runner-up walaupun menang di dua pertandingan terakhir. Satu poin adalah hasil minimal untuk malam ini dan tiga poin adalah balas dendam yang memuaskan.
Sulit membuat preview untuk pertandingan ini selain Arsenal rasanya akan mengulang formasi yang sama saat melawan Liverpool. Gibbs dikabarkan bisa ikut tim ke Dortmund dan Gnabry juga masuk cadangan. Bila Gibbs cukup fit, ia akan dimainkan dan bila tidak, Monreal adalah pengganti yang lebih dari cukup. Arsenal akan kembali mengandalkan 5 pemain tengahnya untuk mendominasi lapangan tengah di Dortmund.
Arsenal sudah mendapatkan pelajaran fatal saat bermain di kandang 2 minggu lalu. “If you can’t win, at least don’t lose,” kata Wenger. Pepatah sederhana ini mesti dijalankan malam ini. Permainan yang lebih hati-hati seperti saat melawan Muenchen musim lalu bisa diperagakan kembali. Level permainan Arsenal dan Dortmund tidak berbeda jauh. Bedanya adalah 80.000 supporter Dortmund yang jauh lebih gila dan militan daripada dukungan di Emirates Stadium. Saya akan sangat puas dengan hasil satu poin di pertandingan ini. Namun kalau Arsenal kembali bisa mematahkan prediksi, kenapa tidak?
Update sedikit soal Dortmund:
Klopp mengatakan ia suka pemainnya berlari lebih banyak daripada pemain lawan. Ia lebih suka musik heavy metal daripada orkestra (perumpamaannya untuk Wengerball). Wenger membalasnya dengan mengatakan bukan soal berapa banyak/jauh larinya yang penting, tapi bagaimana pemain berlari. Seringkali tim yang berlari lebih banyak justru kalah dalam pertandingan. Malam ini Arsenal bisa membuat pemain-pemain Dortmund berlari tanpa hasil bila kita bisa kembali memainkan “pinball”, membiarkan mereka mengejar bayangan bola.
Jika Arsenal bisa menguasai lebih banyak bola, melakukan pressing 3 detik recovery setiap kehilangan bola, dan kembali mempertahankan shape bila gagal merebut kembali bola, lalu membunuh lewat counterattack, maka besar kemungkinan Arsenal mampu mengalahkan Dortmund. Wenger pasti sudah mempelajari video saat Monchengladbach mengalahkan Dortmund musim ini. Mereka mengalahkan Dortmund dalam permainannya sendiri, serangan balik yang cepat. Szczesny paling tidak mesti tampil sebaik Ter Stegen malam ini.
Terus terang, sulit mencari kelemahan finalis Liga Champions musim lalu. Namun hal yang sama juga dapat dikatakan untuk juara Liga Champions yang kita kalahkan di kandangnya sendiri. Tim ini sejak kemenangan fenomenal tersebut bila tidak melakukan kesalahan, bisa mengalahkan siapa saja. Itu yang mesti diyakini setiap pemain Arsenal di lapangan.
Bila Arsenal dapat menang malam ini, empat pertandingan sisa di bulan ini akan dihadapi dengan kepercayaan diri yang makin tinggi lagi. Ada harapan nyata kalau November Rain akan berubah menjadi Sweet November.
Come On You Gunners!