Preview Arsenal 2014/2015: Ambisi ke Puncak

Akhirnya saya sempatkan diri untuk menulis artikel preview ini walau musim 2014/2015 telah berjalan kurang lebih sebulan. Alasan penundaan adalah alasan kesibukan pribadi (klise) dan jendela transfer yang belum ditutup hingga 2 minggu lalu. Bergabungnya Welbeck dan hasil seri melawan City rasanya menjadi timing yang tepat untuk diluncurkannya artikel ini. Tidak terlalu panjang tapi saya akan mencoba membahas kekuatan dan kelemahan Arsenal musim ini dan target klub musim ini.

Skuad Utama

Dengan dibelinya Sanchez, Debuchy, Ospina, Chambers dan Welbeck, skuad Arsenal tidak dipungkiri lagi di atas kertas lebih kuat daripada musim lalu terutama di lini depan. Bersama dengan pemain muda yang makin matang, skuad utama Arsenal terdiri dari 31 pemain seperti terlihat dalam foto di bawah ini.

Arsenal First Team Photocall

Arsenal First Team Photocall

Dari depan ke belakang, kiri ke kanan:

  1. Sanchez, Wilshere, Ozil, Rosicky, Mertesacker, Wenger, Arteta, Koscielny, Podolski, Walcott, Cazorla
  2. Debuchy, Coquelin, Ramsey, Giroud, Sanogo, Diaby, Chambers, Welbeck, Bellerin, Flamini, Gibbs, Chamberlain
  3. Gnabry, Zelalem, Akpom, Martinez, Szczesny, Ospina, Hayden, Monreal, Campbell

Arsenal bisa mendaftarkan 31 pemain karena memiliki banyak pemain U-21. Selain Bellerin, Hayden, Zelalem, Akpom yang baru dipromosikan musim ini, Sanogo, Gnabry dan Chamberlain juga masih masuk kategori U-21. Total ada 7 pemain U-21 sehingga kuota 25 pemain di EPL masih dapat dipenuhi Arsenal, walaupun memiliki total 31 pemain tim utama. Pembagian pemain berdasarkan posisi dan jumlah pemain di tiap posisi bisa dilihat di tabel di bawah ini.

Posisi dan Formasi

Posisi dan Formasi

Bila tidak ada pemain yang cedera, maka tim ini cukup seimbang dan “dalam” di semua lini. Lini belakang sedikit riskan karena 3 pemain dari 8 pemain tersebut adalah pemain U-21 yang belum cukup jam terbang padahal posisi pertahanan adalah posisi yang paling mementingkan pengalaman. Posisi penjaga gawang tercover dengan baik dengan tambahan Ospina yang adalah kiper kelas dunia dan Martinez sebagai kiper ketiga terbaik di liga. Lini tengah penuh dengan pemain kreatif dan pertanyaan utama adalah gagalnya Arsenal menggaet DM baru mengingat performa Flamini di posisi tersebut kurang meyakinkan dan pergerakan Arteta yang makin lamban dimakan usia. Lini depan paling menjanjikan dengan ditambahnya pemain sekelas Sanchez dan Welbeck. Tampaknya cedera Giroud bisa menjadi blessing in disguise bila Welbeck mampu mencetak gol rutin di pertengahan pertama musim ini. Prospek tersebut telah terlihat dari penampilannya melawan City dan saat international break bersama Inggris. Kita tinggal menghitung hari saat Welbeck mencetak gol pertamanya karena Sanchez ternyata tidak membutuhkan waktu lama untuk mencetak gol pertamanya. Total sudah 3 gol disarangkan Sanchez hanya dalam sebulan debutnya. Tidak ada pemain yang lebih cepat nyetel dengan Arsenal sejak debutnya daripada Alexis Sanchez.

Review Transfer Arsenal

Saya pribadi cukup puas dengan hasil transfer Arsenal musim ini walaupun kebanyakan fans Arsenal menggerutu soal gagalnya Arsenal merekrut DM dan CB baru. Sedikit perspektif untuk hal ini:

  1. Musim ini adalah pembelanjaan terbesar Arsenal dalam sejarah klub. Arsenal menghabiskan sekitar 80 juta pounds untuk 5 pemain baru, dan setelah penjualan pemain net transfernya menjadi sekitar 60 juta pounds (dikurangi penjualan Vermaelen, Eisfeld dan Djourou). Angka net transfer ini hanya di bawah Manchester United musim ini yang terpaksa belanja besar-besaran demi mimpi empat besar mereka (ironis setelah fansnya gemar mengejek finish top four kita setiap musim). Inilah bukti ambisi Arsenal yang tidak pelit belanja. City dan Chelsea sendiri terpaksa membatasi belanja pemain mereka karena aturan FFP. Chelsea beruntung karena mereka berhasil “menipu” PSG agar membeli David Luiz senilai 50 juta pounds. Lebih mahal dari Mesut Ozil, bayangkan.
  2. Kegagalan merekrut DM baru dari daftar nama seperti: Lars Bender, Morgan Schneiderlin, William Carvalho perlu dipahami dengan perspektif yang pas karena ketiga pemain tersebut nyatanya tidak pindah dari klub asalnya. Artinya klub asal mereka tidak berminat menjual pemain tersebut, dengan harga pasar, pada musim ini. Diperlukan kesepakatan ketiga pihak agar transfer bisa terjadi. Schneiderlin yang memaksa untuk pindah juga tidak bisa berbuat apa-apa ketika Southampton menolak menjualnya ke Sp*rs. Apalagi tiga pemaini ini masih memiliki kontrak yang cukup panjang. Arsenal menolak membeli DM kualitas tanggung atau DM tidak berpengalaman seperti Adrien Rabiot misalnya. Atau pemain yang bukan DM seperti Sami Khedira (yang langsung cedera di awal musim, sialnya). Arsenal memilih menunggu transfer window berikutnya untuk kembali mencoba pembelian DM baru. Januari ini rasanya akan ramai kembali rumor seputar ketiga pemain tersebut. Saya pribadi akan menambahkan nama Paul Pogba di Januari atau Juni tahun depan. 🙂
  3. Kegagalan merekrut CB ini baru layak disesalkan. Nama pemain seperti Manolas yang sempat mendekat ke Arsenal tidak menjadi kenyataan (ia memilih bergabung dengan Roma). Beberapa nama alternatif beredar di hari terakhir transfer window namun tidak ada satupun yang menjadi kenyataan. Prediksi saya adalah nama pemain-pemain yang beredar tidak cukup memuaskan Wenger. Mereka bisa jadi tidak lebih baik dari Vermaelen dan bila ada yang lebih baik, tidak dijual oleh klubnya (Hummels). Kita bisa melihat contoh MU yang hanya berhasil merekrut satu CB dalam diri Marcus Rojo padahal Van Gaal ingin memainkan formasi 3-5-2 yang artinya mereka butuh paling tidak 5 pemain CB berkualitas. City membeli Mangala seharga Sanchez padahal ia “hanyalah” CB ketiga di timnas Perancis, tidak bermain sama sekali di Piala Dunia. Kelangkaan CB sebagaimana kelangkaan CF dalam transfer musim ini adalah fenomena baru. Eropa sepertinya memupuk dan kaya akan pemain tengah kreatif, namun miskin pemain depan dan belakang sedangkan Amerika Latin sebaliknya. Hal ini bisa diatasi dengan memberikan kesempatan pada pemain belakang dan depan muda untuk bermain di liga elit, berkompetisi dengan pemain-pemain terbaik dunia dan Arsenal akan melakukan itu terhadap Chambers dan Welbeck.

Buat saya, nilai transfer Arsenal musim ini adalah 8. Puas tapi tidak sempurna. Bagi yang masih kecewa, mungkin disebabkan oleh momentum di deadline day transfer window. Coba dibalik misalnya Arsenal membeli Welbeck di awal transfer window dan membeli Sanchez di akhir transfer window. Rasanya fans Arsenal akan tenggelam dalam euforia sebagaimana saat Arsenal membeli Ozil musim lalu. Lagi-lagi ini soal perspektif, yang dipengaruhi situasi dan momentum. Silakan direnungkan.

Prediksi saya, munculnya peluang membeli Welbeck dan cedera panjang Giroud membuat Arsenal memilih menghabiskan sisa pundi transfer untuk seorang striker daripada untuk seorang CB cadangan kualitas rata-rata. Langkah ini tidak dapat dibantah adalah cermin ambisi Arsenal ke puncak daripada bertahan untuk peringkat keempat. Akan saya jelaskan mengapa di bagian berikutnya.

Formasi 4-1-4-1

Formasi yang mulai dicoba Wenger sejak pre-season ini adalah varian terbaru dari 4-3-3 yang menjadi cetak biru Arsenal pasca Invincibles. Wenger mencoba formasi ini karena ingin memainkan Wilshere dan Ramsey bersamaan sebagai duo box-to-box yang di-cover satu DM. Posisi AM dengan sendirinya hilang dan digantikan dengan dua pemain tengah-luar yang bisa menjadi pemain sayap atau playmaker yang beroperasi dari sayap ke tengah (ingat Pires?). Keuntungan formasi ini adalah Wenger tidak perlu memilih antara Ramsey dan Wilshere dan bukan kebetulan pula Wilshere menjadi pemain terbaik Arsenal saat melawan City karena formasi ini. Kerugiannya adalah Ozil menjadi pemain yang dikorbankan dari posisi favoritnya sebagai No.10 tulen. Ia terpaksa bermain di sayap, dan dapat masuk ke tengah hanya bila dua pemain B2B Arsenal tidak mengisi posisi tersebut. Apakah Wenger memilih mengorbankan Ozil demi Wilshere? Bila kita menganalisa lebih dalam, bukan itu maksud perubahan formasi ini.

Kelebihan formasi 4-1-4-1 ini adalah fleksibilitas. Hanya dengan satu pergantian pemain, formasi ini bisa dengan cepat berubah menjadi 4-2-3-1, 4-1-2-3 (4-3-3), atau bahkan 4-4-2 (lihat tabel di atas). Artikel ini mengupas bagaimana Guardiola dengan Bayern Muenchen-nya mengadopsi 4-1-4-1 menjadi formasi utama mereka yang fleksibel. Rasanya bukan untuk mencontoh Guardiola, Wenger menerapkan formasi ini sejak awal musim. Namun ada sebab khusus karena pengalaman musim lalu dan eksperimen untuk memperbaiki kekurangan musim lalu, terutama saat menghadapi tim besar.

Untuk memahami lebih dalam formasi 4-1-4-1, artikel ini bisa menjadi pembuka. Artikel di blog yang menganalisa taktik sepakbola Jerman ini mengulas bagaimana formasi 4-1-4-1 bisa menghasilkan pressing yang efektif, dan juga “jebakan pressing”. Dengan menguasai 2 lini dari 4 yang tersedia dan kemudahan untuk pindah lini dari empat pemain di lini tengah, formasi ini sangat fleksibel dan efektif dalam menerapkan pressing. Artikel taktik tersebut menjelaskan bagaimana 4-1-4-1 bisa menjebak lawan dalam ruang yang dikurung pemain tengah dan depan yang lalu memaksanya melakukan operan yang tidak akurat sehingga terjadi transisi. Jack Wilshere mengatakan hal ini setelah pertandingan lawan Man City:

That first five seconds is important – we want to win the ball back in a dangerous position. You saw it with the first goal, we won it high up the pitch. Once we get behind the midfield with runners, teams can’t live with us.

Taktik Arsenal melawan Man City adalah melakukan pressing tinggi di area lawan, memaksa mereka kehilangan bola, dan transisi terjadi dengan cepat karena jarak (terjadi di area lawan) dan waktu yang pendek (kecepatan pemain Arsenal). Lawan yang baru saja kehilangan bola tidak punya cukup waktu untuk menyusun kembali formasi bertahan. Gol pertama Wilshere adalah contoh keberhasilan taktik tersebut.

Gol kedua terjadi ketika clearance yang tidak mulus berhasil disundul kembali oleh Wilshere yang bergerak dari lini kedua. Sanchez yang berada di lini depan menyamber bola dengan teknik yang tinggi. Gol ini hanya bisa terjadi karena banyaknya pemain Arsenal yang memenuhi lapangan lawan. Ini tidak lain karena formasi 4-1-4-1.

Wenger terkenal dengan ucapannya yang mengatakan memperbaiki pertahanan jauh lebih mudah daripada memperbaiki serangan dan hal itu benar adanya. Melirik jumlah gol Arsenal musim lalu yang berselisih jauh dari Man City dan Liverpool, jelas area ini yang ingin dibenahinya musim ini. Selain dengan merekrut Sanchez dan Welbeck, perpindahan formasi dari 4-2-3-1 yang menitik beratkan ball possession ke formasi 4-1-4-1 yang menitik beratkan pada high pressing bertujuan untuk memperbaiki serangan Arsenal. Meningkatkan jumlah peluang dan gol yang tercipta dengan menambah daya dobrak lini depan dan memperbanyak jumlah transisi berbahaya di lapangan lawan. Berdasarkan pertandingan melawan Man City ini, hasilnya cukup menjanjikan. Inilah senjata Arsenal melawan momok tim besar musim lalu. Arsenal akan menyerang daripada bertahan. Tekanan lebih pada mencetak gol daripada menjaga clean sheet. Dan kecepatan Welbeck, Sanchez serta Walcott yang akan bergabung bulan depan akan menjadi faktor penting dalam peningkatan daya serang Arsenal ini.

Latihan Set Pieces

Bila perubahan ke formasi 4-1-4-1 untuk sementara meningkatkan daya serangan Arsenal, kelemahan masa lalu berupa kebobolan gol set pieces kembali terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh belum mantapnya Zonal Marking Arsenal, atau karena absennya Giroud yang biasanya menambah tinggi rata-rata pemain Arsenal. Musim lalu hal ini telah diperbaiki Arsenal dan Arsenal harus segera memperbaikinya di awal musim ini. Szczesny telah memastikan hal ini tidak luput dari perhatian pemain.

We do realise that set pieces have been a weakness for us recently. We’ve conceded [a couple] of goals already and it’s very early in the season.

We did very well last season on set pieces and we’re a bit disappointed. We’ve been working on it in training so hopefully we’ll put that right on Tuesday.

Saya tidak terlalu kuatir dengan hal ini. Set pieces bisa dilatih. Pemain-pemain baru hanya perlu beradaptasi dengan Zonal Marking Arsenal saat set pieces. Selain defensive set pieces, yang perlu dilatih Arsenal juga adalah offensive set pieces. Adanya Sanchez dan Wilshere yang gemar dribbling sudah pasti akan mengundang banyak foul di area berbahaya lawan. Sayang sekali bila set pieces hasil foul ini tidak dimanfaatkan optimal oleh Arsenal. Saat melawan City, banyak peluang set pieces terbuang percuma karena delivery yang tidak bagus.

Mesut Ozil

Seperti Wilshere yang dikritik sebelum pertandingan kemarin, kali ini giliran Ozil yang mendapatkan kritikan keras pundit bola maupun fans Arsenal sendiri. Kritikan ini seputar perbandingan penampilan dirinya dengan Sanchez. Ozil berjuang untuk mempengaruhi pertandingan dari posisi kiri luar Arsenal namun masih kurang sukses sementara Sanchez sudah menyumbang gol. Sebagian kritik juga dilemparkan kepada Wenger yang memainkan Ozil di sayap kiri (sesungguhnya bukan sayap kiri dalam 4-1-4-1). Namun sebagian besar kritik ini dilemparkan tanpa mengerti keinginan Wenger untuk melatih timnya dalam formasi baru ini.

Ozil bukan Fabregas yang tidak akan bisa bermain di posisi kiri atau kanan luar dari formasi ini. Ozil punya kecepatan, punya teknik dribbling yang lumayan dan ia mampu memberikan umpan-umpan berbahaya dari sisi luar. Ia juga sesekali bergerak ke tengah saat area tersebut kosong. Dengan fleksibilitas yang ditawarkan formasi ini dan Sanchez yang juga nyaman bermain di kiri dan kanan, Ozil berkali-kali berganti posisi sepanjang pertandingan dari kiri luar ke kanan luar, ke tengah, atau bahkan ke depan menemani Welbeck saat counter attack. Apresiasi Ozil akan ruang dan kecerdasan taktiknya membuat ia akan mampu beradaptasi dengan formasi ini sebagaimana yang ia lakukan dengan formasi timnas Jerman di Piala Dunia baru. Fabregas tidak akan mampu melakukannya (dan mungkin ini yang menjadi pikiran Wenger saat menolak kembalinya eks kapten Arsenal itu). Ozil menjadi kunci kesuksesan formasi 4-1-4-1 ini dan ia bahkan bisa lebih berbahaya dengan berkurangnya marking lawan terhadapnya di posisi luar dari lini kedua Arsenal tersebut.

Bersama Ramsey dan Wilshere yang sudah makin kompak (duo ini menghasilkan kombinasi operan tertinggi antara dua pemain), Ozil akan membentuk segitiga kreativitas maut dengan Welbeck dan Sanchez sebagai outlet-nya. Dan karena Sanchez dan Welbeck sendiri juga memiliki operan akurat, peran tersebut bisa berbalik sebagaimana ditunjukkan dalam gol Wilshere. Ramsey berlari ke kotak penalti menerima operan dari Sanchez, yang lalu dioper ke Wilshere yang kemudian mencetak gol. Serangan Arsenal akan bergantung pada lima pemain ini. Semakin lama, mereka akan semakin mengerti satu sama lain (mulai ditunjukkan oleh Ramsey-Wilshere), kombinasinya makin dahsyat. Kita tinggal menunggu beberapa pertandingan ke depan untuk melihat ledakan bom serangan Arsenal baru ini.

DM

Agar kelima pemain Arsenal bisa konsentrasi dalam menyerang dan pressing, perlu satu DM yang intelijen secara taktik, mampu membaca pertandingan dengan baik, dan mampu merebut bola dengan tackle ataupun interception. Hal itu ada pada sosok Arteta tapi tidak pada Flamini. Sayangnya pergerakan Arteta semakin lambat karena faktor usia. Schneiderlin ataupun Carvalho akan cocok di posisi ini. Sayangnya lagi kedua pemain ini tidak dijual (baca: tidak pada harga yang wajar). Wenger telah berkali-kali berupaya membeli Lars Bender dan gagal. Saya rasa ia akan kembali mencoba di Januari ini untuk ketiga pemain ini. Ini satu-satunya keping puzzle Arsenal yang hilang.

Untuk sementara ini kita hanya bisa berharap Arteta tetap fit dan mampu mengemban tugas mengawal lini belakang Arsenal dengan bantuan pressing tinggi empat pemain di depannya. Perubahan formasi ini akan membantunya karena lawan mesti berhadapan dengan empat pemain di depannya terlebih dahulu. Arteta akan berfungsi sebagai sweeper yang menyambut bola muntahan atau bola operan jauh lawan daripada sebagai destroyer tunggal di tengah lapangan. Flamini kurang berhasil melakukan hal tersebut saat lawan City, mari kita lihat Arteta saat melawan Dortmund.

Sekilas Seputar Rival

Rival Arsenal untuk gelar juara liga musim ini ada 4: Man City, Chelsea, Liverpool, Man United. Dari lima tim yang bersaing untuk trofi puncak ini, 4 akan gagal dan hanya 1 yang akan berhasil. Sejauh ini hanya Chelsea dan Arsenal yang belum terkalahkan. Lawan Chelsea terlalu mudah di 4 pertandingan awal ini dan Liverpool telah kalah dua kali. Man United sedang berjuang mengatasi masa adaptasi dengan pelatih barunya. Prediksi saya bila Arsenal tidak didera cedera baru sampai pertengahan musim, puncak klasemen musim dingin akan diperebutkan antara 3 tim: Chelsea, Man City dan Arsenal. Setelah itu, aktivitas di transfer window Januari nanti akan mempengaruhi sisa kompetisi.

Di antara ketiga klub tersebut, Chelsea seakan-akan terlihat paling siap untuk gelar juara liga. Namun jangan tertipu dengan skor tinggi, duet Fabregas-Costa dan hasil kemenangan empat kali beruntun. Saya justru melihat ada kelemahan besar Chelsea di lini belakang. Kelemahan ini akan terekspos saat mereka dijamu Man City minggu depan. Sementara Arsenal memperbaiki lini belakangnya, Chelsea baru akan menyadari hal yang sama di pekan-pekan berikutnya. Pertemuan kedua tim ini di Matchday 7 akan menentukan posisi relatif keduanya di klasemen. Saya prediksi puji-pujian terhadap Chelsea akan berhenti di hari itu.

Ambisi Juara

Setelah masa paceklik selama hampir sepuluh tahun, Arsenal mulai memanen hasil pengencangan ikat pinggangnya dengan gelar juara Piala FA musim lalu. Target Arsenal musim ini jelas adalah gelar juara liga. Namun seperti yang telah dibahas di atas, dari 5 tim yang sangat ngotot ingin juara hanya 1 tim yang akan berhasil dan 4 lainnya sudah pasti akan kecewa. Hal realistis ini mesti disadari oleh fans Arsenal. Yang mesti menjadi target Arsenal adalah berada sedekat mungkin dengan puncak klasemen. Musim lalu jarak itu berhasil kita potong menjadi 7 poin. Musim ini barangkali kita bisa memotongnya menjadi 3 poin, atau bahkan 0 poin?

Manajemen Arsenal telah mendukung ambisi juara ini dengan pembelanjaan yang memecahkan rekor. Sekarang tinggal Wenger dan timnya meracik resep kemenangan dan kemudian para pemain untuk mengeksekusinya. Kita sangat berpeluang untuk menjadi juara musim ini, dan yang kita nantikan adalah penampilan hingga titik darah penghabisan semua pemain Arsenal. Menurut banyak pemain Arsenal saat ini, atmosfer di ruang ganti dan latihan sekarang adalah yang terbaik dalam belasan tahun belakangan ini. Mari kita terus pertahankan harmonisnya atmosfer ini dengan dukungan tanpa henti kepada klub tercinta. Ingat dengan semboyan Victoria Concordia Crescit. Tidak ada kemenangan yang bisa lahir dari suasana yang tidak harmonis. Hentikan ejekan kepada akun twitter pemain Arsenal, berikan support tanpa henti, dan nikmati semua pertandingan demi pertandingan Arsenal musim ini.

Up The Arsenal!

Advertisement