Kesempatan untuk The Greatest Striker That Ever Lived

Ryo, Bendtner akan tampil malam ini

Ryo, Bendtner akan tampil malam ini

Malam ini, atau tepatnya Rabu dini hari Arsenal akan berhadapan dengan Chelsea di babak 16 besar Capital One Cup di Emirates Stadium. Capital One Cup yang juga disebut Mickey Mouse Cup oleh Mourinho, umumnya dianggap sebagai kompetisi keempat dalam urutan prioritas klub elit Liga Inggris (setelah Premier League, Champions League, FA Cup). Dimainkan sebelum pertandingan big match akhir pekan melawan Liverpool, dan hanya 3 hari setelah pertandingan liga akhir pekan lalu, Arsenal mesti mempertimbangkan faktor kelelahan dalam memilih pemain untuk starting line up nanti.

Namun bermain di kandang sendiri dan kemungkinan menghadapi lawan-lawan yang lebih mudah setelah babak ini di Capital One Cup bisa jadi membuat Wenger berpikir ulang untuk melepaskan peluang emas menghadirkan trofi musim ini. Bila berhasil mengatasi Chelsea, praktis hanya duo klub Manchester yang bisa dikatakan lawan berat di babak-babak selanjutnya. Walaupun kita tak boleh melupakan kejutan selalu ada di turnamen domestik seperti ini. Arsenal dikalahkan oleh Bradford City di turnamen ini musim lalu dan Swansea menjadi juaranya setelah mengalahkan Bradford City. Tinggal 4 pertandingan menuju final (pertandingan ini, babak perempat final dan dua leg semifinal) menjadi prospek yang menggiurkan bagi tim yang sudah delapan tahun tidak mendapatkan trofi ini. Bagaimana menyeimbangkan antara resiko cedera dan kemungkinan menang menjadi keputusan yang penting bagi Wenger. Posisi puncak klasemen liga tentu juga tidak kalah pentingnya di tengah kompetisi yang bahkan lebih ketat daripada musim lalu ini.

Prediksi saya, Wenger akan mengistirahatkan sebagian besar pemain intinya di bangku cadangan. Hitung-hitung untuk tetap menjaga peluang lolos ke babak berikutnya. Mourinho juga rasanya tidak mungkin memainkan sebelas pemain yang sama yang bertarung mati-matian di pertandingan melawan Manchester City dua hari lalu. Namun Mourinho punya banyak pemain senior yang tidak ia mainkan pekan lalu seperti Juan Mata dan David Luiz. Willian dan Eto’o yang duduk di bangku cadangan saat melawan City kemungkinan akan start hari ini.

Untuk Arsenal, Bendtner akan menggantikan Giroud dan Vermaelen akan diberikan kesempatan. Apakah Koscielny atau Mertesacker yang ditandemkan dengan sang kapten? Dugaan saya Mertesacker mengingat kita membutuhkan reading gamenya dan Koscielny-Vermaelen tidak begitu cocok di beberapa kesempatan musim lalu. Bek kanan akan diisi Jenkinson dan kiri Monreal. Szczesny akan digantikan Fabianski dan Viviano masuk bangku cadangan. Back five yang tidak lemah menurut saya. Hanya sedikit di bawah starting line up biasanya.

Untuk lapangan tengah, Arteta tidak bisa bermain karena satu kali larangan bermain akibat kartu merah saat melawan Crystal Palace. Wenger sudah mengatakan Isaac Hayden (pemain muda yang start saat melawan WBA di CoC) akan bermain. Pasangannya mungkin Rosicky dan Wilshere. Ramsey dan Ozil akan duduk di bangku cadangan.

Untuk posisi depan menemani Bendtner hampir pasti adalah Gnabry dan Ryo Miyaichi. Bila Gnabry dirasakan kurang fit, Cazorla kemungkinan akan dimainkan. Secara keseluruhan lini tengah dan depan Arsenal masih cukup kuat dengan kombinasi starter dan pemain cadangan. Tidak seperti sebuah Team B sepenuhnya.

Prediksi: Fabianski – Jenkinson Mertesacker Vermaelen Monreal – Wilshere Hayden Rosicky – Gnabry Bendtner Ryo

Cadangan: Viviano, Koscielny, Gibbs, Ramsey, Ozil, Cazorla, Giroud

Dengan kemungkinan Cazorla menggantikan posisi Ryo bila Wenger ingin sedikit experience dan jaminan dominasi permainan di lini tengah.

Pertandingan in akan menjadi pertandingan yang besar untuk Bendtner. TGSTEL (The Greatest Striker That Ever Lived) ini butuh pertandingan ini untuk menjawab keraguan banyak fans Arsenal atas dirinya. Ia bermain bak monster saat melawan Italia di penyisihan Piala Dunia lalu dengan mencetak dua gol lewat sundulan kepala. Crossing Jenkinson dan Rosicky/Cazorla akan menemukan kepalanya malam ini lebh dari satu kali. Ia lebih unggul dalam hal heading daripada Giroud jadi mudah-mudahan rekan timnya dapat memanfaatkan kelebihannya ini.

Selain Bendtner, Ryo juga memiliki kesempatan untuk membuktikan diri. Pemain yang sempat dijuluki Ryodinho saat masa pinjaman di Feyenoord ini bukanlah pemain yang jelek. Namun cedera berkepanjangan setelah masa pinjamannya di Feyenoord menghambat progress penampilannya sejak itu. Saat ini Gnabry telah melampauinya dengan usia yang lebih muda. Berlatih rutin dengan pemain sekelas Ozil dan Cazorla musim ini, Ryo mestinya bisa gunakan kesempatan ini untuk membuktikan diri. Kecepatannya (yang kabarnya sama cepat dengan Walcott) akan menjadi senjata mematikan bila ia bisa manfaatkan dengan baik untuk mengecoh bek uzur Chelsea di pertandingan ini.

Penampilan Rosicky, Wilshere dan Hayden akan menjadi penentu pertandingan ini. Bila lini tengah ini kurang greget, Wenger masih bisa memberikan suntikan pada permainan Arsenal dengan summon Ramsey dan Giroud, dua pemain Arsenal yang paling bisa diandalkan musim ini, di babak kedua. Syaratnya, Arsenal tidak boleh ketinggalan atau kebobolan sebelum itu. Mourinho adalah master of counter attack, master of transition. Timnya bahkan Real Madrid dibangun dengan filosofi itu. Akan sangat kesulitan untuk mengejar ketertinggalan melawan Chelsea. Bila hal itu bisa dilakukan, rasanya sangat realistis untuk berharap menang atas Chelsea malam ini.

Prediksi: 2-1 untuk Arsenal.

Meriam Siap Menembak Elang

Preview Crystal Palace vs Arsenal, 26 Oktober 2013 06:45 pm

Melawan The Eagles Crystal Palace yang duduk di peringkat ke-19 klasemen dengan hanya 3 poin hasil satu kali menang (dari peringkat juru kunci Sunderland) dan 7 kali kalah, Arsenal jauh diunggulkan. Walaupun baru saja kalah dari Dortmund di pertengahan pekan ini, dengan perbedaan form yang amat jauh sekarang ini, rasanya Meriam Arsenal tidak akan kesulitan untuk menembak jatuh The Eagles di kandangnya. Namun Crystal Palace bisa saja menghadirkan kejutan pada pertandingan ini apalagi mengingat pelatih mereka Ian Holloway baru saja dicopot. Perubahan biasanya membawa kejutan.

Marouane Chamakh ex pemain Arsenal yang diboyong Holloway bisa saja menghadirkan kejutan. Hanya mencetak satu gol dari 8 pertandingan bukan penampilan yang cukup untuk striker yang sempat diharapkan mampu memimpin lini depan Arsenal beberapa musim lalu. Chamakh mengalami penurunan kualitas luar biasa sejak digeser Van Persie di Arsenal. Kepercayaan dirinya jauh lebih rapuh daripada Gervinho yang saat ini bersinar di Roma. Sebagai ex pemain Arsenal yang pergi dengan baik-baik, kita harapkan kepercayaan dirinya akan tumbuh kembali, namun jangan di pertandingan ini.

Arsenal sendiri tampaknya akan memainkan formasi biasa, namun tanpa Jack Wilshere. Wilshere tampaknya mengalami gangguan pada ankle sehingga kemungkinan besar ia duduk di bangku cadangan. Wenger tidak begitu kekurangan pemain sehingga tidak perlu memaksakan Wilshere untuk turun. Ia masih punya Cazorla, Ramsey dan Rosicky untuk mendampingi Ozil, Flamini dan Arteta. Flamini pasti dimainkan dan rasanya dengan turunnya performa Ramsey di pertandingan lawan Dortmund, formasi ini yang akan dimainkan malam ini:

Szczesny – Sagna Mertesacker Koscielny Gibbs – Flamini Ozil Arteta – Rosicky Giroud Cazorla

Double pivot Flamini dan Arteta dengan Ozil, Rosicky, Cazorla, tiga pemain kreatif ini saling bertukar posisi, bermain pinball, dan berdansa di sekeliling Giroud.

Atau bila Wenger ingin sedikit eksperimen, ia bisa juga memainkan Gnabry di sayap kanan menggantikan Rosicky. Mengingat hari Selasa malam (Rabu dini hari WIB) Arsenal harus berhadapan dengan Chelsea di Capital One Cup, rotasi pemain akan membantu me-refresh pemain inti maupun cadangan. Tentunya kemenangan di kedua pertandingan itu tetap menjadi target utama.

Pertandingan melawan Dortmund walau hasilnya kekalahan, tidak ada tanda-tanda krisis yang dapat membuat fans Arsenal khawatir. Arsenal memang kalah, namun oleh sucker punch, counter attack yang menjadi ciri khas Dortmund ketika Arsenal sedang mendominasi permainan untuk mencetak gol kedua. Santi Cazorla bahkan nyaris mencetak gol bila tidak karena tiang gawang. Kekalahan Arsenal atas Dortmund tidak seperti kekalahan di kandang saat melawan Bayern Muenchen musim lalu yang mana Arsenal didominasi total. Dengan komposisi pemain yang pas dan kondisi yang prima, saya rasa Arsenal masih bisa membalas kekalahan ini di kandang Dortmund 2 pekan mendatang.

Para pemain Arsenal pasti ingin membalas kekalahan atas Dortmund di pertandingan kali ini. Namun mereka mesti melakukannya dengan kepala dingin dan tidak terburu nafsu. Kenaifan Ramsey men-dribble bola di dekat kotak penalti sendiri yang mengakibatkan Arsenal kebobolan gol pertama saat lawan Dortmund tidak boleh terulang di sini. Dengan memainkan Arteta dan Rosicky, kematangan pemain profesional yang lebih dewasa semestinya akan memenangkan pertandingan ini. Prediksi skor 4-0 untuk Arsenal. Giroud mencetak dua gol, mungkin?

Silakan share prediksi skor dan starting line up Arsenal di kolom komentar. 🙂

Mengapa Arsenal?

Mengapa Arsenal?

Mengapa mendukung klub bola dari sebuah negeri asing yang letaknya 10.000 km lebih dari tempat tinggalmu?

Mengapa mendukung sebuah tim bola yang mungkin seumur hidup pun tak dapat engkau kunjungi, tonton dan support langsung di stadion kandangnya?

Mengapa mencintai sesuatu yang mungkin tidak pernah mengenal dirimu, alih-alih mengharapkannya membalas cintamu?

Mengapa mendukung tim bola yang delapan tahun terakhir ini gagal mendapatkan trofi?

Mengapa tidak mendukung klub bola lokalmu saja?

Berbagai pertanyaan aneh namun relevan di atas sering dilontarkan saudara, teman atau bahkan orang asing yang kita temukan di twitter. Saya sendiri sering mendapatkan pertanyaan serupa, terutama ketika sedang nge-twit soal Arsenal dengan hasrat yang tidak kalahnya dengan hasrat fans JKT48 ketika mereka menonton penampilan idolanya. Istri pun pertama sempat kaget, bingung, lalu komplain karena ia merasa sering “diduakan” setelah Arsenal. Bahkan saat pacaran dulu, malam minggu sering kami isi dengan nobar pertandingan Arsenal. Keributan kecil pun terkadang terjadi, namun karena cintanya, lambat laun pacar yang lalu menjadi istri ini pun akhirnya bisa menerima. Lambat laun, mungkin karena kagum dengan militansi dan hasrat pasangannya ini dalam mendukung tim Merah Putih ini, ia suatu hari menyatakan dirinya “pindah agama”, dari pendukung Manchester United ke Arsenal. Ia akhirnya kembali ke Jalan yang Benar. 🙂

Masing-masing Gooner mungkin punya jawaban sendiri atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Saya akan mencoba menceritakan sedikit awal mula kisah cinta saya dengan Arsenal. Tagline “born not as a Gooner but will die as one” dipakai untuk blog ini bukan sebagai pepatah klise tanpa keyakinan nyata. Kemelekatan terhadap klub yang satu ini sudah demikian kuat sehingga sudah menjadi identitas diri. Melebihi tempat asal, suku, ras dan mungkin agama. Bukan suatu hal yang sehat, mungkin. Namun inilah yang saya rasakan dan tidak malu untu mengakuinya. Arsenal menjadi tempat aktualisasi emosi, label jati diri, dan bagian yang kuat dari kehidupan sehari-hari. Lima belas tahun sudah ikatan sepihak diri ini dan Arsenal terjadi, dan makin hari makin kuat, terlepas dari jumlah trofi dan prestasi klub ini.

Sebagaimana semua kisah cinta romantis, kisah ini juga berawal dari jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan objek cinta itu bernama Dennis Bergkamp. Waktu itu saya sudah mulai kuliah di Bandung. Semasa SMP dan SMU olahraga yang saya sukai bukan sepakbola. Kalau bermain sepakbola pun, umumnya menjadi center back karena badan yang cukup tinggi. Larinya kurang cepat untuk menjadi striker maupun winger. Sepakbola juga menjadi olahraga yang “mahal” karena kurangnya lapangan bola beneran di kota asal saya. Kami hanya bisa bermain sepakbola di lapangan rumput sekolah yang ukurannya kurang dari separuh lapangan bola, dengan kaki ayam tanpa sepatu bola (saat itu tergolong mahal). Waktu itu futsal juga belum ada. Kami akhirnya lebih sering bermain basket dan badminton daripada sepakbola. Klub bola lokal juga tidak berkompetisi di liga pro nasional. Demikianlah masa sekolah dilewati tanpa pernah mengenal olahraga terpopuler dunia ini dengan lebih dalam. Siaran langsung liga Italia saat itu juga diikuti selintas saja. Paling yang mash diingat hanyalah nama-nama pemain tim nasional negara-negara terkenal saat Piala Dunia. Seperti Roberto Baggio, yang tampil fenomenal di Piala Dunia 1994.

Tahun 1997, saya ke Bandung untuk kuliah. Saat itu liga Inggris sudah ditayangkan di televisi swasta dan perlahan menggeser dominasi liga Italia. Teman-teman yang merantau bareng dari kampung ada yang sudah menjadi pendukung klub Inggris. Ada yang memilih Liverpool, namun kebanyakan menjadi fans Manchester United (biasa, glory hunter hehe). Saya belum terlalu menyukai liga Inggris, lebih suka menonton turnamen internasional. Maka berlalulah tahun pertama kuliah itu tanpa mengikuti liga Inggris atau liga manapun secara reguler di televisi.

Bulan Juni 1998, Piala Dunia di Perancis dimulai. Pada tahun itu juga game FIFA World Cup 98 dirilis. Saat itu sudah punya Playstation dan hype Piala Dunia 98 membawa kami untuk bermain game FIFA. Entah kenapa, saya sering memilih tim Belanda setiap kali main FIFA. Mungkin karena reputasi Total Football-nya, atau reputasi trio Gullit-Van Basten-Rijkaard yang sudah sangat terkenal di Indonesia di awal tahun 90-an, atau karena suka saja dengan seragam Oranye-nya. Secara otomatis tim jagoan saya di Piala Dunia 98 itu adalah Belanda.

Kebetulan pula Belanda tampil fenomenal di PD 98. Piala Dunia 98 adalah salah satu Piala Dunia terbaik dengan partisipasi tim-tim dengn kekuatan merata dan bintang yang terkenal di setiap tim. Zidane di Perancis, Ronaldo si kuncung di Brasil bersama Rivaldo dan Bebeto, Gabriel Batistuta-nya Argentina, dan Davor Suker Kroasia. Baggio juga masih bermain, namun bintang Italia saat itu adalah Christian Vieri. Pemain-pemain bintang di PD 98 rata-rata bermain di Serie A, liga terbaik dunia saat itu.

Belanda yang tidak diunggulkan karena tampil buruk di Euro 96 ternyata mengejutkan dengn kelahiran kembai Total Football di tangan pelatih Guus Hiddink. Pemain-pemain Belanda tampil menonjol seperti si kembar De Boer, Edgar Davids, Bergkamp, Kluivert dan Overmars dan itu tercetak kuat di ingatan. Dan gaya permainannya sangat menarik di mata. Pemain tengah dan belakang hingga depan saling bertukar posisi, possession football dan overlapping full back. Belanda begitu mendominasi alur permainan setiap pertandingan. Dan yang paling berkesan tentunya adalah gol luar biasa Bergkamp ke gawang Argentina yang mengantarkan Belanda ke semifinal. Menyambut umpan lambung jauh dari Frank De Boer di menit ke-89 saat skor 1-1, Bergkamp dengan first touch-nya menghentikan bola di udara sambil melompat, second touchnya memantulkan bola sambil nutmeg Roberto Ayala, dan third touchnya adalah sontekan ke gawang Argentina. Dengan tiga sentuhan, Bergkamp membawa Belanda ke semifinal Piala Dunia.

Dalam sekejap, nama Bergkamp melompat jauh ke top table pesepakbola favorit saya, menggeser Roberto Baggio yang bertengger di puncak sejak 4 tahun lalu. Bagi saya, Bergkamp adalah pemain terbaik di turnamen itu, melebihi Zidane.

Sayangnya Belanda yang tampil lebih menawan daripada yang kemudian menjadi juara dunia, Perancis, akhirnya mesti puas dihentikan Brasil di semifinal. Walau Belanda kalah, pandangan pertama pada Bergkamp dan golnya membuat saya jatuh cinta. Mulailah mencari tahu ia bermain di klub mana. Ternyata ia bermain untuk Arsenal dan baru saja mengantarkan klub Inggris tersebut menjadi juara musim itu (1997/1998). Walaupun agak terlambat, tidak sempat menyaksikan perjalanan Arsenal menghentikan dominasi Manchester United di musim itu, saya berjanji pada diri sendiri akan selalu mengikuti aksi Bergkamp di liga Inggris. Terlalu sayang untuk dlewatkan.

Musim pertama saya mengikuti Bergkamp yang juga artinya mengikuti Arsenal, Arsenal tidak berhasil menjadi juara. Kalah satu poin dengan Manchester United yang kembali menjadi juara musim itu. Kepahitan di akhir musim ditambah dengan penjualan Anelka ke Real Madrid. Namun Wenger bergerak cepat. Pemain muda Perancis bertalenta luar biasa ini langsung digantikan dengan pemain muda Perancis lainnya yang malah akhirnya menjadi legenda klub, Thierry Henry. Musim kedua saya mendukung Arsenal juga berakhir tanpa gelar. Dan kali ini giliran Overmars dan Petit yang hengkang ke Barcelona. Masuk Robert Pires dan Wiltord. Musim ketiga kembali tanpa gelar juara. Namun menonton aksi Bergkamp dan kali ini dilengkapi dengan Henry, Pires, Vieira, Ljungberg cukup memberikan harapan. Perlahan sepakbola yang mirip dengan Total Football Belanda mulai dimainkan Arsenal. Musim berikutnya Arsenal akhirnya meraih Double kedua di bawah asuhan Wenger. Penantian tiga musim mendukung Arsenal akhirnya berbuah manis. Memang beda rasanya menjadi juara setelah dengan sabar dan setia mendukung selama beberapa tahun. Banter dengan teman-teman saya yang fans MU pun tak terelakkan. Arsenal benar-benar mendominasi musim 2001/2002 itu. Tidak hanya menang, namun menang dengan permainan indah. Seperti kata Bergkamp:

Arsène Wenger’s idea is not only to play good football. It’s to play good football to win. In my day, we knew that with our style we could hurt teams and win trophies too. But we did it our way, with the positional game, passing, movement.

Musim berikutnya Arsenal tetap dominan walaupun akhirnya disalip MU di akhir musim. Gelar FA Cup menjadi penghibur. Wenger yang mengatakan di musim itu (2002/2003) bahwa timnya bisa saja tanpa terkalahkan sampai akhir musim akhirnya diejek media dan lawan. Siapa yang menyangka musim berikutnya (2003/2004) hal yang tidak mungkin tersebut terealisasikan. The Invincibles dengan rekor W 26 D 12 L 0 mencatatkan rekor di liga Inggris sebagai tim satu-satunya yang tidak terkalahkan sejak lebih dari 100 tahun kompetisi liga Inggris. The Invincibles pertama adalah Preston North End dengan rekor W 18 D 4 L 0 di musim 1888/1889. Jumlah pertandingan yang berbeda jauh dan jarak waktu yang lebih dari 100 tahun membuat rekor tak terkalahkan The Gunners saat itu semakin istimewa. Dan rekor ini belum pernah disamakan hingga sekarang.

Arsenal pindah ke Emirates Stadium di awal musim 2006/2007 dan Bergkamp pun memainkan pertandingan terakhirnya sebagai pemain Arsenal dan sebagai pemain profesional, pertandingan testimonial yang sekaligus menjadi pertandingan pertama stadion baru tersebut. Arsenal melawan Ajax, current and legends. Alpha dan Omega, yang pertama dan yang terakhir. Pemain-pemain legenda Belanda/Ajax seperti Cruyff, Rijkaard, Van Basten, dan kembar de Boer ikut bermain. Perpisahan yang mengharukan, tanpa terasa air mata in pun menetes. Namun perpisahan dengan Dennis Bergkamp ini tidak berarti perpisahan dengan Arsenal. Bergkamp yang mengenalkan saya kepada Arsenal. Rasa cinta ini sudah meluas tidak hanya kepada dirinya, tapi juga kepada klub yang dicintainya. Arsene Wenger dengan filosofi hidup dan sepakbolanya menambah kuat kemelekatan ini. Tujuh tahun telah berlalu sejak pertandingan terakhir Bergkamp itu, dan Arsenal belum berhasil mendapatkan trofi apapun sepeninggalnya. Namun hati ini tetap untuk Arsenal. Tak bisa berpaling ke lain hati. Cinta sejati adalah soal selalu bersama baik di saat suka maupun duka, bukan? Soal kesetiaan dan saling pengertian.

Dan sebagai alpha dan omega dari tulisan ini, rasanya tidak ada yang lebih cocok daripada kutipan dari sang legenda, DB10, untuk menutup tulisan ini sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

Dennis Bergkamp was asked about the lack of silverware at Arsenal, and the Dutchman was poised with one of the best Arsenal quotes I’ve ever seen.

I really like Arsenal. But you, do you like Arsenal? Or just Arsenal with Trophies?