Resolusi 2014 Arsenal: Lebih Baik daripada 2013

Sebelumnya mohon maaf tidak sempat blogging di akhir Desember dan awal Januari tentang Arsenal karena berbagai hal yang sifatnya pribadi. Ayah yang sakit, sidang pribadi saya (silakan googling kasus hukum @benhan) dan project baru di kantor tidak meluangkan sejam-dua jam bagi saya untuk menulis sebuah artikel review maupun preview. Nonton Arsenal tentunya tidak boleh dilewatkan namun menulis artikel yang perlu sedikit memutar otak terpaksa saya lewatkan. Sekali lagi maaf bagi yang sudah menunggu-nunggu… 🙂 Sungguh senang ada yang mengapresiasi blog ini.

Back to business, Arsenal tercatat sebagai tim terbaik di tahun 2013 di Inggris. Baik dari posisi puncak sementara di kompetisi 2013/2014 ataupun dari prestasi sepanjang tahun kalender 2013, Arsenal tak dapat dibantah lagi memperoleh poin terbanyak. Hanya satu kata yang dapat melukiskan prestasi tanpa trofi ini: “Konsistensi”. Tim Wenger yang satu ini berhasil mematahkan kutukan inkonsistensi tim Arsenal lainnya sejak era Invincibles, hanya sayangnya belum dilakukan pada durasi waktu yang tepat. Dari Januari ke Desember daripada dari Agustus ke Mei tahun berikutnya. Tantangan untuk membuktikan konsistensi tim ini ada pada paruh musim kompetisi ini: bagaimana dalam waktu 5 bulan tim ini bisa menjaga konsistensinya. Sejauh ini, lumayan.

Hanya satu kata yang dapat melukiskan prestasi tanpa trofi ini: KONSISTENSI

Arsenal memulai tahun baru 2014 dengan memberikan fansnya kemenangan demi kemenangan. Tanpa Ozil, Ramsey dan Giroud yang menjadi tiga pemain paling berpengaruh di paruh musim pertama, Arsenal tetap menang di dua kompetisi. Bahkan Tottenham yang baru saja memecat pelatih yang membelanjakan (walaupun yang belanja sebenarnya duet Baldini dan Levy) 100 juta pounds dana hasil penjualan Bale (You Sold Bale, We Signed Mesut Ozil, Mesut Ozil, Mesut Ozil – chant) dikalahkan dengan meyakinkan. Tiba-tiba model tim dengan manajemen Director of Football dan Head Coach dicela oleh para pundit yang sebelum musim ini dimulai memuji-muji model tersebut (dan mencela era tradisional ala Arsenal-Wenger). Para pundit itu memang tidak konsisten, maka abaikanlah prediksi mereka akan inkonsistensi Arsenal. Tidak mungkin kita percaya pada “maling yang teriak maling” bukan?

You Sold Bale,

We Signed Mesut Ozil, Mesut Ozil, Mesut Ozil.

Analisa taktik menjadi insignifikan ketika sebuah tim bermain konsisten. Tim yang sedang dipenuhi kepercayaan diri akan bermain dengan sepakbola dominan gaya mereka dan menghancurkan lawan yang berimprovisasi seperti apapun. Strategi > Taktik. Tim seperti Barcelona, Muenchen melakukan itu. Arsenal sedang ke arah tersebut. Arsenal yang dulu bisa dikalahkan dengan taktik ala Stoke City misalnya, dan selalu enggan bertandang ke klub-klub di utara sana yang terkenal dengan permainan fisiknya. Arsenal tahun 2013 konsisten mendulang poin justru dari tim-tim yang mengandalkan fisik dan taktik long ball untuk melawan strategi attacking football dengan mengandalkan operan cepat Arsenal. Arsenal hanya kalah dari Villa (kontroversi wasit), United (kelelahan fisik setelah melawan Liverpool dan Dortmund) dan City (lagi-lagi kelelahan fisik setelah dua pertandingan melawan Everton dan Napoli). Dua kekalahan Arsenal tersebut punya kesamaan: sama-sama setelah partai tandang Champions League, dan secara kebetulan sama-sama setelah menjamu klub Merseyside (hehe yang ini bisa diabaikan). Jadi bukan masalah taktik, tapi lebih soal kelelahan satu tim (akibat minim rotasi) yang dieksploitasi oleh tim lain yang memiliki lini depan maut secara penuh.

Secara pribadi saya merasa kekuatan Arsenal terutama di lini tengah dan belakang setara atau sedikit lebih kuat dibanding rival terkuat seperti City dan Chelsea. Di lini depan mungkin Arsenal sedikit lebih lemah daripada City. Faktor yang akan menentukan persaingan tiga klub ini di akhir kompetisi adalah: cedera, penambahan kekuatan ataupun peningkatan penampilan. Dari tiga poin ini Arsenal sudah lemah di poin pertama, cedera. Jawaban dari pertanyaan mampukah Arsenal konsisten dan menjadi juara liga ada pada kemampuan Wenger dan timnya menjawab poin kedua dan ketiga.

Faktor yang akan menentukan persaingan tiga klub ini di akhir kompetisi adalah: cedera, penambahan kekuatan ataupun peningkatan penampilan

Penambahan Kekuatan Skuad

Cedera Walcott terjadi di saat yang salah bagi dirinya. Di saat ia mulai menemukan performa terbaiknya, ia harus cedera dan melupakan mimpi plesiran di Brasil dengan dalih berkompetisi untuk Piala Dunia. Hanya sebagai peserta-penonton di Piala Dunia 2006 di usia ke-17, diabaikan dan tidak dibawa oleh Capello di Piala Dunia 2010, dan sekarang terpaksa tidak tampil di Piala Dunia 2010 di usia yang notabene sedang mencapai puncak (25 tahun). Di Piala Dunia berikutnya Walcott akan telah berusia 29 tahun. Simpati untuknya yang mungkin tidak akan merasakan masa puncak kejayaan di kompetisi dunia tersebut (bukan berarti kehilangan kesempatan untuk jaya bersama Arsenal). Perlu mandi kembang mungkin, Theo.

Satu hal yang mungkin dapat menghibur dirinya adalah Inggris bukan tim terbaik dan tidak dalam kondisi tim yang akan menjuarai kompetisi ini. Jerman, Spanyol, Brasil dan Argentina mungkin. Yang sedkit dapat menghibur fans adalah Gnabry dan Chamberlain akan dapatkan kesempatan langka bersaing untuk mengesankan Wenger di sisa kompetisi ini di posisi yang notabene sudah milik Walcott. Arsenal akan kehilangan kontribusi gol-gol dari Walcott dan harus mencari gantinya. Pertanyaannya dari Podolski, Gnabry, Chamberlain atau pemain baru?

Momen AHA! Podolski

Bila Wenger ingin mendorong Podolski untuk lebih haus gol, maka sisi kanan Arsenal akan mengimbangi dengan pemain yang lebih kreatif daripada “direct”. Gnabry, Rosicky, Cazorla dan mungkin Chamberlain akan digeser ke sisi ini. Bila Wenger tidak yakin dengan Podolski, maka ia akan membeli pemain sayap baru striker-winger ala Suarez. Tidak banyak pemain seperti ini yang terlintas di kepala saya, apalagi yang tersedia di transfer window pertengahan kompetisi. Jadi biarkan itu jadi PR Wenger dan tim daripada cape-cape mikirin dan belum tentu pula sesuai dengan benak mereka.

Wenger tidak akan membeli pemain yang bertipe sama dengan Giroud karena katanya: 

I looked for a striker last summer to play with Giroud and without Giroud,

In my mind, it was absolutely not to replace Giroud, it was to play with or without him.

After, we took [Mesut] Ozil, who is a bit off-the-striker, but we could have taken someone who plays up front and play in a 4-4-2.

Kutipan di atas menarik karena Wenger mengatakan mempertimbangkan memainkan dua striker dengan formasi 4-4-2 (kemungkinan ini yang dipikirkan ketika ia hendak membeli Suarez). Selain bermain di formasi 4-3-3, Podolski dapat bermain dengan formasi 4-4-2 dan mungkin ia akan lebih menikmatinya dengan berada lebih dekat kepada Giroud yang artinya lebih banyak kesempatan untuk mencetak gol dan bebas dari tugas “tracking back” pemain lawan yang tidak disukai striker.

Dengan latar belakang pemikiran tersebut maka beberapa pertandingan di bulan Januari ini akan menjadi audisi bagi Podolski. Villa, Fulham, Southampton, dan Coventry City (FA Cup) akan menjadi ajang uji coba Podolski. Bila ia gagal, Wenger akan membeli (atau meminjam) pemain di akhir Januari ini. Bila ia berhasil dengan posisi sayap kiri-cum-strikernya di formasi 4-3-3 ataupun posisi second striker di 4-4-2, kemungkinan besar Wenger akan menunggu pembelian pemain versi jangka panjang di transfer window awal musim depan. Ini prediksi saya.

Selain itu Arsenal mungkin akan mencari right back untuk cover kepergian Sagna (please don’t) dan mungkin beberapa pemain muda untuk persiapan regenerasi Rosicky, Arteta yang sudah tidak muda lagi. Mimpi transfer besar bisa kita simpan setelah Piala Dunia 2014 saja, lebih realistis dan pasti lebih seru.

Peningkatan Penampilan

Pembelian striker baru di tengah musim tidak selalu akan langsung memberikan kontribusi. Lebih penting adalah pemain-pemain sekarang dapat mempertahankan performanya atau malah meningkatkannya. Karena itu performa Giroud dan Podolski (dan juga Bendtner jika ia fokus) lebih penting daripada potensial performa calon pemain baru Arsenal. Giroud terutama karena sudah nyetel dengan pemain lainnya, dan sangat vital dalam permainan Arsenal sekarang. Wenger sendiri mengatakan, Giroud memberikan keseimbangan pada tim:

We have small players who combine quickly, so to find someone who can hold it, keep the ball, make some room for other players. well he does that very well. He gives us a very good balance.

Saat ini Giroud sudah mencetak 11 gol secara total, hanya selisih 6 gol dari total gol (17) yang ia cetak musim lalu. Bila ia bisa mengulang mencetak 11 gol lagi di paruh musim kedua ini, maka ia akan punya lebih dari 20 gol dan itu angka yang cukup bagus.

Podolski mencetak 16 gol musim lalu, dan musim ini baru 3 gol karena cedera panjang. Tiga gol itu hasil dari 3 start dan 3 subs. Bayangkan bila ia bisa start terus di 18 pertandingan liga sisa, mungkin ia bisa mencetak 20 gol liga musim ini? 🙂

Peluru Podolski dan Giroud, ditambah amunisi dari Ozil, Cazorla dan Rosicky yang belakangan makin fenomenal, serta suntikan darah segar dari Gnabry dan Chamberlain akan menentukan hasil akhir Arsenal musim ini. Semoga daftar cedera Arsenal musim ini cukup berhenti di Walcott saja.

Lini tengah dan belakang, no comment. Mereka fenomenal dan sudah menjelma menjadi pertahanan yang dapat memberikan gelar juara liga.

Lawan Villa

Saatnya membuktikan kekalahan perdana Arsenal musim ini adalah fluke, sesuatu anomali, kejadian luar biasa yang kontroversial. Saatnya restore order, mengembalikan tatanan yang seharusnya: kemenangan bagi Arsenal dan kembali ke puncak klasemen. Tidak ada pertandingan mudah di Premier League, seperti kata Ozil tapi tim yang sekarang pasti sangat paham tidak ada pertandingan yang tidak penting di Premier League apalagi dengan kondisi rival-rival terkuat menguntit dekat di belakang, siap menyalip kapan saja.

Giroud akan kembali tampil malam ini. Dan juga Ozil. Yang absen adalah Ramsey, Gibbs dan Vermaelen tapi Arsenal punya pengganti yang cukup mumpuni. Prediksi line up Arsenal:

Szczesny – Sagna, Mertesacker, Koscielny, Monreal – Arteta, Wilshere, Ozil – Cazorla, Giroud, Podolski

Subs: Fabianski, Jenkinson, Flamini, Rosicky, Chamberlain, Gnabry, Ryo

Bendtner masih cedera, dan rasanya Wenger akan memainkan Podolski daripada Gnabry malam ini. Sebagai audisi untuknya.

Advertisement