Manchester City: Six Pointer Pertama

Setelah dua hasil yang tidak terlalu menggembirakan melawan Everton dan Napoli, Arsenal akan berkunjung ke kandang Manchester City. Selain Chelsea, Manchester City adalah pesaing terkuat Arsenal musim ini. Dan kedua pertandingan melawan rival terkuat tersebut adalah pertandingan Six-Pointer. Di tulisan sebelumnya saya menuliskan hasil pertandingan Six-Pointer akan menjadi penentu posisi Arsenal di bulan Desember ini. Memenangkan pertandingan ini, Arsenal akan membungkam kecerewetan para pundit bola yang tak henti-hentinya meragukan kemampuan tim ini. Menang selisih poin jadi 9, kalah jadi 3, seri selisih poin tetap. Sebelum membahas pertandingan lawan Man City, mari kita bahas sedikit dua pertandingan sebelumnya yang tidak sempat ditulis di blog ini.

Everton

Everton di bawah Roberto Martinez tampil lebih dinamis daripada saat di bawah Moyes. Tak lagi mengandalkan Baines dan Fellaini, serangan yang dilancarkan Everton lebih dinamis dan lebih menyerupai tim-tim papan atas. Ross Barkley tampil lebih cemerlang daripada pemain muda andalan Arsenal seperti Wilshere hari itu. Everton menguasai bola di babak pertama dan Arsenal baru dapat melancarkan serangan berbahaya di lima menit terakhir babak pertama. Gol Ozil di babak kedua dibalas dengan tidak kalah cantiknya oleh Deulofeu, juga pemain muda, yang dipinjam dari Barcelona. Fakta menarik adalah tiga pemain terbaik Everton musim ini selain Barkley adalah pemain pinjaman: Deulofeu, Barry dan Lukaku. Ternyata selain pintar meracik taktik permainan, Martinez juga piawai soal transfer pemain. Mungkin Manchester United merekrut manajer Everton yang salah. Kepergian Moyes ternyata lebih menguntungkan Everton, paling tidak hingga saat ini.

Arsenal sendiri tidak bermain buruk di pertandingan ini, namun juga tidak sebaik pertandingan-pertandingan sebelumnya. Pressing Everton yang intens di babak pertama membuat Arsenal berkali-kali kehilangan bola. Ramsey dan Wilshere tak mampu menemukan permainan mereka. Namun di lima menit babak kedua, dua peluang emas Ramsey dan Giroud hasil pergerakan bola yang cepat di kotak penalti lawan masih berhasil ditahan Howard. Wenger memasukkan Walcott dan Rosicky di saat yang tepat. Umpan lambung diagonal Rosicky di-knock down oleh Walcott yang kemudian disambar Giroud namun tidak kena. Untungnya Ozil berada tepat di sampingnya dan “mengajarkan” Giroud bagaimana caranya melakukan volley yang benar di depan gawang.

Sayangnya unggul 1-0, Arsenal memilih bertahan. Mungkin karena mengingat fixture bulan Desember yang padat. Deulofeu yang baru masuk dan segar memanfaatkan perpindahan ke gigi mundur Arsenal ini. Umpan lambung Everton dari sisi kiri yang juga gagal disambar Lukaku (sepanjang pertandingan ini ia dikawal dengan baik oleh Koscielny), mendarat ke kaki Deulofeu. Gibbs mencoba menutup jalur tembakan Deulofeu. Sayangnya pemain yang dihadapinya ini bukan pemain biasa. Dengan short backlift, bola ditendang dengan cepat, sedikit melengkung tanpa bisa ditahan oleh Szczesny. Hilanglah rekor clean sheet kebanggaannya seiring dengan hilangnya kesempatan meraih tiga poin di minggu yang mana para kompetitor Arsenal pada kehilangan poin.

Hasil yang sedikit mengecewakan namun jika sedikit perspektif kita letakkan, City yang seri dengan Southampton, Chelsea kalah dari Stoke City dan Man United kalah dari Newcastle, maka hasil seri ini tidaklah buruk. Paling tidak lawan Arsenal berada di posisi yang lebih tinggi di klasemen daripada lawan para rival tersebut.

Napoli

Jujur saya tidak sempat menonton pertandingan ini dikarenakan kesibukan pekerjaan. Hanya sempat melihat highlight pertandingan. Memimpin grup hingga pertandingan terakhir dan kemudian mesti puas lolos sebagai runner up tentunya mengecewakan. Namun bila kita diberikan pilihan saat undian grup UCL, asal lolos dari Group of Death ini pun sudah cukup bagus. Napoli mesti tersingkir walaupun memiliki angka 12 poin, sama dengan Dortmund dan Arsenal. Tidak ada grup yang lebih ketat di Champions League daripada grup ini, bahkan sejak beberapa musim terakhir ini.

Perbedaan antara Napoli dan Arsenal di pertandingan ini ada pada ketajaman strikernya. Giroud sudah membuktikan diri sebagai striker yang dapat diandalkan dan menjadi kunci permainan Arsenal musim ini. Namun dalam pertandingan ini terlihat perbedaan “ketajaman” dan naluri “haus gol” seorang striker antara ia dan Higuain. Saat Giroud menembak, ia tak punya “short backlift”-nya yang membuat tembakannya sedikit mudah ditebak. Bandingkan dengan gol pertama Napoli di mana tembakan Higuain mengejutkan Szczesny karena dilakukan dengan cepat saat ia membalikkan badan. Dan bola juga mengarah ke pojok gawang. Unsur kejutan, kecepatan, short backlift (ayunan kaki ke belakang yang pendek), menjadi pembeda striker tajam dengan striker biasa. Mesti diakui dalam hal ini Giroud masih kalah dari Higuain.

Arteta diusir dari lapangan karena dua kartu kuning yang terlalu mudah diberikan wasit. Dalam posisi ketinggalan 1 gol dan kehilangan 1 pemain, mudah ditebak kalau Arsenal secara psikologis akan memilih bertahan daripada menyerang. Pokoknya bagaimana caranya agar tidak kebobolan lagi dan strategi itu memang berhasil. Gol kedua Napoli baru dapat terjadi di menit ke-92, dan saat bola dikembalikan ke tengah lapangan, waktupun habis. Arsenal selamat dan lolos ke Liga Champions. Undian berat menanti di depan dengan calon lawan seperti Real Madrid, Barcelona, Bayern Muenchen, Atletico Madrid, atau PSG. Namun kita bisa pikirkan itu nanti karena pertandingan baru akan berlangsung di bulan Februari. Masih ada kesempatan untuk menambah daya tempur di bulan Januari dengan pembelian baru ataupun dengan menyelaraskan Podolski, Walcott dan Chamberlain dengan permainan tim inti.

Tuan Rumah yang Tak Pernah Kalah

Manchester City tak pernah kalah di kandangnya di liga, bahkan selalu meraih nilai sempurna. Satu-satunya kekalahan mereka di kandang diderita dari Bayern Muenchen di Champions League. Namun itupun sudah mereka balas di Allianz Arena dengan skor 2-3. Dengan kondisi mental yang lagi tinggi sehabis mengalahkan juara UCL musim lalu, Manchester City akan berada pada kondisi terbaik saat menjamu Arsenal nanti.

Bagaimana dengan Arsenal? Tidak begitu meyakinkan di dua pertandingan sebelumnya. Kelelahan mulai mendera beberapa pemain seperti Ramsey, dan Ozil. Cazorla juga telah bermain di dua pertandingan berturut-turut. Menarik siapa yang akan dipilih Wenger untuk hari ini. Apakah Walcott akan diturunkan sejak menit pertama? Apakah Wenger akan memilih double pivot Arteta dan Flamini untuk memberikan rasa aman di belakang?

Wenger sebelum pertandingan mengatakan bahwa menyerang adalah pertahanan terbaik. Jika memang itu yang ingin ia buktikan dalam pertandingan hari ini, ia mesti memainkan Ramsey dan mendudukkan salah satu antara Flamini dan Arteta di bangku cadangan. Rencana memainkan mereka berdua di Napoli sedikit banyak menurunkan daya serang Arsenal. Ramsey-Arteta atau Ramsey-Flamini? Saya akan memilih Ramsey-Flamini di pertandingan ini. Kita butuh sedikit kecepatan dari Flamini untuk menjaga pergerakan pemain-pemain sayap City yang cepat.

Bila Ramsey dan Flamini yang dipasang, siapa yang akan menemani di sayap? Ozil rasanya akan dimainkan. Ia terlalu penting untuk didrop di pertandingan ini. Ia akan punya kurang lebih 9 hari untuk beristirahat sebelum Chelsea nanti. Lalu siapa yang menemani di kiri dan kanan? Bila Wenger belum yakin dengan Walcott ia akan memasang Rosicky dan Wilshere. Bila Walcott siap, maka Walcott dan Cazorla akan jadi pilihan yang lebih baik. Dengan adanya Walcott, maka Cazorla, Ozil dan Ramsey bisa konsentrasi pada menjaga possession bola sambil menunggu waktu tepat untuk memberikan through ball kepadanya. Tanpa Walcott, kita butuh tusukan Wilshere dan Rosicky.

Di belakang, kabar Sagna fit adalah yang sangat dibutuhkan Arsenal. Jenkinson sulit untuk mengatasi kecepatan kecerdikan dan trick-trick dari Nasri, Navas ataupun Silva. Dua pertandingan tanpa Sagna dan Arsenal kebobolan gol yang dimulai dari sisi kanan Arsenal. Di kiri Monreal atau Gibbs sama mumpuni.

Maka prediksi line ups saya sebagai berikut:

Szczesny – Sagna, Mertesacker, Koscielny, Monreal – Flamini, Ramsey, Ozil – Walcott, Giroud, Cazorla

Cadangan: Fabianski, Vermaelen, Gibbs, Arteta, Wilshere, Rosicky, Bendtner

Penyerangan Terbaik vs Pertahanan Terbaik

Bagaimana caranya mengatasi penyerangan terbaik di Premier League? Dengan menampilkan pertahanan terbaik. Navas, Nasri, Aguero, Negredo adalah kuartet paling berbahaya di liga saat ini. Belum lagi ditambah dengan tusukan Yaya Toure lalu overlapping dua fullback City, Kolarov dan Zabaleta. City menyerang lewat sayap dengan sangat baik. Untuk itu fullback dan pemain sayap Arsenal mesti bekerja keras menjaga sisi lapangan. Flamini juga akan sangat membantu. Ramsey mesti siap turun setiap saat untuk meng-cover lubang yang ditinggalkan Flamini. Bila berpikir untuk menahan serangan City, maka Arteta juga sepertinya diperlukan. Namun seperti kata Wenger tadi, Arsenal mesti menyerang. City memang berbahaya, namun selama bola lebih banyak dipegang Arsenal, selama itu pula bahaya tersebut tak akan muncul.

Cazorla, Ozil dan Ramsey adalah tiga pemain yang sangat dapat diandalkan untuk ball possession. Mereka akan mendistribusikan bola dengan sabar. Kecepatan Walcott akan sangat berguna agar Kolarov tidak sering overlapping dan membuat garis belakang City tidak terlalu maju. Pertarungan akan terjadi di sisi kanan Arsenal dan kecepatan Walcott akan menjadi penentu. Kedua tim akan saling menyerang dan pasti menjadi tontonan yang menyenangkan. Tentunya tontonan ini baru sempurna bila Arsenal mampu mendapatkan tiga poin di akhir pertandingan.

Mengalahkan tim yang belum kalah di kandang musim ini adalah salah satu ciri tim juara. Tantangan dengan bonus “six pointer” ini akan menguji kadar kelayakan tim Arsenal ini untuk memimpin klasemen hingga akhir tahun. Semoga kita bisa.

Victoria Concordia Crescit